Senin, 03 Agustus 2009

Bandzermash

Selama tugas dikalimantan ini, Banjarmasin yang merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Selatan merupakan kota yang paling lumayan sering ku kunjungi.
Kota yang termasuk kota besar di kalimantan ini selain mempunyai “kamis suci” sebagai trade mark kota agamis (bagi anda pecinta dunia malam, salah besar kalau ke banjarmasin hari kamis…tul gak bro, bang??), dan juga banjarmasin mempunyai julukan yang terkenal seantero buku pelajaran IPS dan Geografi sebagai kota seribu sungai.
Btw, kenapa ya disebut seribu sungai?? Padahal pada intinya Cuma ada 2 sungai besar disana, sungai martapura dan sungai barito. Sebenarnya dari 2 sungai besar ini mempunyai puluhan, ratusan bahkan ribuan anak sungai yang mengalir membelah propinsi kalimantan selatan bahkan sampai kalimantan tengah. Itulah kenapa disebut kota seribu sungai, bahkan ada juga yang menyebutnya sebagai venezia’nya kalimantan…ciehhhhhhhhhhhhhhh Venecia (huruf H’nya ada 16, itung gih sono)

Banjarmasin, konon kota ini berada disimpangan sungai Barito dan sungai Martapura. Karena konon juga sungai ini luasnya minta ampunn, maka dijadikan lalu lintas perdagangan dan banjarmasin sebagai pelabuhannya. Wilayah ini terbentuk saat jaman kerajaan Banjar. Dimana salah satu patihnya bernama Patih Masíh, Karena ini Kerajaan Banjar dan Patihnya bernama masih, maka disebutlah BanjarmasiH. Karena lidah penjajah belanda agak beda dengan lidah orang local, disebutlah Bandzermash. setelah itu berubah lagi tuh penyebutannya ama si kompeni, dari Bandzermash menjadi Banjarmassingh. Nah waktu dijajah Nippon diganti lagi tuh penyebutannya menjadi Bandjarmasin (capeeee deh) dan setelah merdeka akhirnya disepakati bersama penyebutan kota ini menjadi Banjarmasin (akhirnya).

Sungai bagi orang banjarmasin sudah menjadi budaya. Karena selain image seribu sungai tadi, masyarakat suku asli banjarmasin (suku banjar) banyak yang bermukim dan beraktivitas Turun menurun dipinggir sungai ini.

Satu hal yang paling terkenal dan menjadi ikon kota ini adalah pasar terapung.
Belum afdhol rasanya kalo ke kota ini belum mengunjungi pasar terapung.
Dan akhirnya disuatu kesempatan bersama seorang teman kami mensepakati untuk mengunjungi pasar terapung ini. Dan kebetulan kami menginap di SwisBell Hotel Banjarmasin yang menyiapkan fasilitas perahu klotok untuk mengunjungi pasar terapung ini. Tapi dengan syarat BANGUN PAGI (lebih tepatnya bangun subuh)
Suara resepsionis hotel di gagang telpon merusak suara adzan subuh yang sedang berkumandang, membangunkanku dan memberi tahu bahwa kapal klotok take off position.
Ditemani seorang pilot klotok, dan 4 penumpang (salah duanya adalah ini dan ini) kami menyusuri sungai martapura.


Kami sangat beruntung karena menjalani rute pagi (subuh). Dimana ini ini waktunya manusia bangun dan mulai beraktivitas. Pemandangan aktivitas warga dipinggir sungai martapura ini tersaji dengan gratis...tis..tis...ada yang berwudhu, cuci muka n sikat gigi, mandi, mencuci pakaian, panggilan alam dan semua aktivitas pagi hari yang berhubungan dengan pemakaian air. Semakin pagi dimana matahari semakin menunjukkan batang hidungnya (emang ada hidungnya) semakin jelas’lah aktivitas masyarakat disepanjang sungai martapura ini.
>



Hampir satu jam perjalanan akhirnya terpampang didepan kami sebuah pemandangan Floating Market alias pasar diatas air alias pasar terapung. Saat itu terlihat agak sepi Cuma ada beberapa perahu ditambah pula gerimis rintik-rintik. Tidak seperti digambar-gambar promosi pasar terapung yang perahunya banyakk amat. Tapi bisa terlihat jelas aktivitas jual beli atau barter antar perahu. Konon katanya yang namanya pasar terapung dulu tidak hanya ditempat ini. Pasar terapung banyak terdapat di bagian lain dari aliran sungai ini. Seiring dengan perkembangan, beralihnya fungsi sungai, rapatnya bangunan sepanjang sungai, pengurukan tanah disungai serta menjamurnya pasar konvensional membuat pasar terapung semakin langka. Dan konon juga katanya (kebanyakan pake kata konon nih) saat ini pasar terapung hanya bisa kita dapatkan di tempat ini.

Btw disini ada juga perahu klotok yang agak besar dan di.setting seperti warung makan yang menjajakan sarapan ringan dan soto banjar. Dan selain turis lokal yang mampir dan makan disitu ada juga beberapa warga sekitar sungai yang menumpang perahu dan mendayung sendiri dan merapatkan perahunya di klotok ini untuk makan.
Sayang saat itu kami tidak sempat menikmati soto banjar di klotok ini, karena kami buru-buru melanjutkan perjalanan ke pulau kembang yang hanya berjarak beberapa menit dari pasar terapung ini.
Apa sih pulau kembang ini. Ditempat ini memang kita tidak akan melihat kembang alias bunga ataupun kembang desa warga banjar, melainkan Monyet a.k.a Kera.
Lho kok namanya kembang. Konon lagi nih katanya, konon kata kembang berasal dari kata Meluap --> mengambang --> Mengembang dan disingkat jadi Kembang.
Ada juga sebuah cerita yang mengatakan bahwa sebenarnya delta atau pulau ini awalnya adalah tumpukan kapal perang kerajaan inggris yang saat itu mengadakan hubungan perdagangan kerajaan banjar, karena sesuatu dan lain hal hubungan perdagangan ini tidak berjalan mulus atau dengan kata lain mereka berantem gitu deh (jangan tanyakan padaku mengapa mereka berantem), sehingga warga kerajaan banjar menyerang dan menengelamkan kapal-kapal kerajaan inggris di sungai ini. Nah lama-lama tumpukan kapal ini menjadi sebuah delta atau pulau. Ini konon katanya lho.
Pulau seluas 60Ha ini dihuni oleh ratusan (bahkan mungkin ribuan, konon lho ya...aku gak ngitung) monyet dengan spesifikasi Kera Abu-abu berekor panjang.
Pulau yang casingnya ditumbuhi tanaman mangrove ini juga merupakan pulau yang dikeramatkan oleh beberapa kelompok masyarakat.
Saat itu kami hanya dapat menyaksikan pulau kembang ini dari atas perahu saja, karena begitu perahu mendekat ke pelabuhan pulau ini ratusan monyet sudah berdiri dipinggir pelabuhan dan daratan sambil berteriak-teriak. Jangan tanyakan lagi pada saya apa yang mereka teriakkan, Jujur saja saya gak tau apa yang mereka katakan (silahkan ngarang sendiri atau tanya si bro hehehehe). Beberapa penumpang perahu lainnya juga tidak berani turun, mereka hanya melemparkan makanan dari kapal ke darat. Kami pun tidak berani turun ke darat, karena selain takut disambut kera-kera yang tidak pernah mendapatkan Penataran P4 itu, kami juga tidak mempunyai modal makanan buat mereka. Btw konon katanya kalo kita turun ke pulau itu dan disamperin serta dikerumuni kera-kera yang juga tidak pernah mendapatkan pelajaran PMP dan PPKN ini berarti orang tersebut mendapat berkah.
(kalo gw pikir sih gampang banget kalo pengen dikerubuni kera-kera ini, turun aja bawa kacang dan makanan ringan lainnya pasti ostomatis dikerubuni kera-kera..beress kan)


Beberapa hari kemudian, kami berkesempatan menyusuri sungai ini lagi. Kali ini waktunya adalah sore hari, dan tujuan kami kali ini adalah Warung Soto Banjar di pinggir sungai (btw kenapa ya kalo makan soto banjar diluar kota banjarmasin tidak seenak yang ada dibanjarmasin..sumpee). Perjalanan pagi dan sore hari mempunyai kesamaan, yaitu kita bisa menyaksikan pemandangan aktivitas rumah tangga disepanjang sungai ini. Tidak jauh beda dengan aktivitas pagi hari
Monggo bisa dilihat pada foto2 berikut yang berhasil aku abadikan


Tanpa bermaksud jorok n jijjay...
Menurut sodara-sodara apakah air di sungai ini bersih dan layak untuk digunakan??
Mungkin hanya Mereka, Tuhan dan Departemen pemerintah terkait yang tahu.
Bagi mereka ini sudah culture alias budaya. Tau kan budaya tuh artinya segala sesuatu yang berhubungan akal dan budi manusia, yang terbentuk menjadi sebuah pola (asumsi) dan dijadikan acuan yang turun menurun, means mereka sudah menggunakan akal dan berasumsi bersama untuk beraktivitas menggunakan air sungai ini.
Silahkan dibayangkan, sebelah sono ada yang sedang menunaikan tugas suci ”panggilan alam”, sebelah sono ada mencuci baju, mandi, berenang, sikat gigi, Wudhu , Mancing dan yang pastinya gak ada yang main bola.
Entah sumber penyakit apa yang terkandung didalamnya, bagi mereka ini adalah sebuah budaya. Budaya yang sampai sekarang masih dipertahankan dan menjadi ciri khas kota banjarmasin yang akan selalu dibanggakan.






Referensi :
- Referensi 1
- 10 Kali penggunaan kata konon






Referensi 6 & 7 Tolong Diabaikan

20 komentar:

imelda mengatakan...

kok pulau kembangnya berupa pondokan sih? aku pikir monyet2 itu hidup di pepohonan hihihi

well, foto waktu dini hari, asih gelap sih emang kayak venezia, tapi semakin terang, semakin kelihatan coklatnya sungai...jijay bener ya.

ada buayanya ngga tuh sungai?

EM

Anonim mengatakan...

orang disana percaya, karena hulu sungainya terletak di hutan, dan dalam perjalannya melewati akar-akar pohon yang berkhasiat, maka air sungai tersebut tidak mengandung penyakit

bener gak sihhhh????

gambar-gambar yang sempat aku rekam ada di sini:
http://albertobroneo.wordpress.com/my-pics/

album 3 & 5

yessy muchtar mengatakan...

ko gak foto sama monyetnya si om???

Takut di bilang kembarannya yaaa!?!??! NGAKUUUUUUUU!!!!

Anonim mengatakan...

soto Banjar di klotok atau warung pinggir sungai itu....hmmmm piringnya dicuci di.....???

Bapanabilly mengatakan...

Banjarmasin, kota yang indah memang

Anonim mengatakan...

Foto banjarmasin dipagi hari (apa subuh?) bolehlah disamain sama Venezia. Pas foto lagi terang, hehehe...langsung ketahuan kalo itu di Indonesia.. :-D

Nice post, mas..

Anonim mengatakan...

Mas'e itu yg aktifitas pagi.. cuci muka, ambil wudhu, buang hajat...
nah yg terakhir itu kamu kan?
makanya ndak ada potonya :D

ngakuuuuuuuuuuuuuuuu

btw... airnya coklat beneer
iyuuh :(

nh18 mengatakan...

Ini seperti venesianya Indonesia ya ...

Tapi bagusan disini pasti ...
karena ada Macaca dan "nongkrong" nya ...
disanakan ndak ada ya

Salam saya

Afdhal mengatakan...

@ EM :
Pondokannya tuh dipelabuhannya aja..yang lain masih didalam pulau itu lagi
mberrr, jijay sih...buaya?? kayaknya gak ada deh

@Broneo
Kayaknya gitu deh..ntar aku tanyain lagi deh..hehehe

@Yessy Muchtar
Gw mo foto, tapi gak enak ntar kalo gw ditanyain kabar lo gw harus jawab apa??

@Nana:
Hmm, soal itu No Comment deh..u know'lah mbak :)

@Bapan:
Yup "Indah" (pake tanda kutip ya)

@Soyjoy:
Makasih atas kunjungannya pak

@Eka:
Iyeee itu gw, dan dirimu disampingku kan...
tuh air coffemix alami

@Om NH:
Tul om, HANYA ITU KELEBIHANNYA :)

ria mengatakan...

daeng...katanya bukan penjelajah indonesia klo blom nyampe Duri :P *ini ngarang hehehehe*

sampai sekarang aku blom pernah sekalipun nginjek kalimantan...katanya kue2 yg di jual di pasar terapung itu enak2 ya :D

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum,
Tulisan yg bagus. Salam kenal ya.. Mas. Semoga berkenan silaturahim ke blog saya.
(Dewi Yana)
http://jalandakwahbersama.wordpress.com

p u a k mengatakan...

Kerenan di sini dong dari pada Venezia.. disana nggak ada monyetnya kan.. nyet? ...
*ampuuunn, om Afdhol!! saya udah mandi kok, jangan diceburin dongg!!!*

THE AFDHAL mengatakan...

@ Ria:
gak mau ah ke Duri, bisa ikutan tambah endut
katanya sih enak, tapi aku blm pernah nyoba

@Dewi Yana:
Selamat Datang di blog ini, semoga tidak tersesat yah
btw, Waalaikum salam

@Puak:
Inggeh Mbah nyet :)

vizon mengatakan...

@imelda:
sebetulnya di sungai itu banyak buayanya, tapi karena raja-nya buaya lagi berkunjung, jadi mereka pada kabur... huahaha... :D

@afdhol:
konon kabarnya, kalau berkunjung ke banjarmasin, belum afdhol kalau belum ikutan ritual pagi di sungai itu. sekarang masih di sana kan? ayo lakukan... :D

Anonim mengatakan...

kita belum pernah jumpaaaaa..
jadi gak bisa lu klaim sembarangan yah :D kalo gue disamping lu :p weeeks

Miranda mengatakan...

mampir aja....
tulisan yg menarik bagus supaya makin tau kebudayaan2 yg ada di Indonesia.

hehehehe....*nampak resmi sekali komentar gua*

Muzda mengatakan...

Jangankan kamu Bang .. aku yang orang Banjar aja (tapi gak tinggal di Banjarmasin) ra kolu pake aer sungai itu, hehee ..

Btw, soto banjar emang gak enak kalo gak dinikmati di tanah banjar .. atau dibuat oleh orang banjar
:D

nh18 mengatakan...

DAL ...
dengan segala kerendahan hati
Om Trainer ingin memohonkan maaf lahir dan bathin ...

Mari kita sambut bulan penuh berkah ini dengan gembira

Sehat Dal ?

Salam saya

morishige mengatakan...

waduh. jadi pasar terapung juga udah langka? pemerintah musti hati2 tuh.. bisa-bisa malaysia mengklaim pasar terapung.. hehe..

Anonim mengatakan...

eeeee mantap sampeeee...keep blogging bro!