Senin, 15 Juni 2009

Leaving 4



Beberapa minggu berada Di Kos Mas Faisal, tidak terasa sebentar lagi akan tiba saatnya
memasuki sekolah baru, dan saatnya pindah ke persinggahan selanjutnya



Episode Pak Sai’din,
Setelah berada beberapa minggu ”sendirian” ditempatnya mas faisal, dengan diantar mas faisal dan dony, aku pindah tempat ”bersandar” di rumah teman ayah (Pak Sai’din ini pernah bertugas dijayapura dan merupakan teman sekantor ayah). Rumah beliau berada diwilayah karangmalang, komplek kampus IKIP Jogjakarta (sekarang UNY).
Beberapa minggu-bulan kedepan aku akan tinggal dirumah pak Sai’din. Dirumah ini aku mendapat kamar sendiri, dan beliau mempunyai pembantu yang akan membantu mencucikan pakaianku

Dirumah ini aku mendapat tugas untuk menjadi Muad’zin tiap sholat maghrib. Karena Sholat Maghrib selalu dilaksanakan secara bersamaan, dan tiap maghrib, pastilah berkumandang adzan maghrib dari suaraku.
Dari 4 Orang anaknya, Pak Sai’din mempunnyai 2 orang anak laki-laki, dan kebetulan umurnya masih sepantaran, hal ini yang membuatku lumayan betah dirumah ini, walaupun belum bisa menghilangkan kerinduan akan kedua orangtua.
Hari-hari sebelum masuk sekolah, aku habiskan dengan bermain bola dilapangan IKIP bersama kedua anak beliau, bermain bersama monyet sumatera peliharaan keluarga ini yang berada diatap rumah.

Tibalah saat masuk sekolah. Hari pertama dalam tahun terakhir di SMP ini akan aku hadapi tanpa kedua orang tua.
Dengan diantarkan pak sai’din ke sebuah SMP diwilayah condongcatur, aku akan menikmati beberapa bulan kedepan sebagai siswa perantau. Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan wali kelas, akhirnya sebuah pengalaman pertama dalam hidupku berdiri didepan kelas dan mengenalkan diri aku lakoni.
”Nama Saya Afdhal...Muhammad Afdhaluddin, saya siswa baru disini dan pindahan dari Jayapura, mohon bantuan teman-teman untuk membantu saya mengikuti pelajaran disini” itulah perkenalan singkat'ku didalam kelas
Teman sebangku yang sangat welcome dan bersahabat sangat membantu dalam menjalani hari-hari sekolah ditempat yang baru. Dan juga teman sekelas yang kebetulan searah denganku saat pulang sekolah, membuatku tenang untuk menjalani saat pulang sekolah karena ada teman nge’bis pulang kerumah.
Suka duka sebagai ”anak baru” dalam sekolah banyak kualami. Salah satunya saat beberapa ‘preman’ sekolah yang mencegatku dan mengajakku untuk merokok diwarung dekat sekolah, dan berhubung aku tidak asing dengan ‘kegiatan’ merokok, tantangan mereka aku layani. Belum lagi suka-duka soal berbahasa jawa, saat aku berusaha mencerna dengan baik bahasa-bahasa jawa yang menjadi bahasa sehari-hari di kelas agar menghindari menjadi bahan pembicaraan. Memang tidak gampang dan serta merta lidahku familiar dengan berbahasa jawa, beruntung teman sebangku cukup bersabar melayani pertanyaanku mengenai kosakata baru bahasa jawa yang kudapatkan tiap harinya.

Beberapa Bulan kulakoni hidup menumpang dirumah pak sai’din untuk bersekolah. Sampai tiba saatnya Ayah-mama datang ke Jogja. Setelah mereka melalui perjalanan panjang dari jayapura menggunakan kapal laut dan transit beberapa minggu di makassar, akhirnya mereka tiba di. Jogja.
Tiba saatnya kembali kepangkuan kedua orang tua tercinta dan melanjutkan ‘kehidupan sesungguhnya’ dikota yogyakarta yang sangat aku cintai.







8 komentar:

Lala mengatakan...

Monyet Sumatera? Aku taunya monyet Kalimantan.. hihi..

Eniwei,
ceritanya masih bersambung,ya?

Alberto-the bro neo- mengatakan...

bal-balane neng lapangan ikip opo klebengan kang?

tulisan ini akan nyambung terus...
yk -> semarang --> pekalongan -> balikpapan -> ???

kapan rampunge kang?

Anonim mengatakan...

Di concat ?
Weleh !
Btw bikn gosip ah, itu temen sebangkunya pasti laki kan ?
Sabar dan baik sekali
heeeem pantesan lu jd seneng laki juga hahahhaa

untung skr udh balik ke jalan yg benar ;)

Muzda mengatakan...

Waktu sekolah dulu aku pengen banget sekali-kali ngerasain jadi murid baru, tapi gak pernah kesampaian, lha orang tuaku gak pernah pindah-pindah sih.
Pernah juga waktu TK ikut Ayah pindah ke kampung, mana kerasaaa..
Belum bisa lirak-lirik anak cowok soalnya
:D

yessy muchtar mengatakan...

jadi gimana belajar bahasa jawanya..kok gak di ceritain siy, Lek???

Anonim mengatakan...

seandainya aku ada di kelas itu, aku akan bertanya ketika afdhal memperkenalkan diri:
"sudah bisa pakai celana dhal? biasanya kan pake k*t**a"

hehehe... sorry becanda...

kohakoha mengatakan...

ceritanya amenarik ni, kapan dibukukan?

Budi Hermanto mengatakan...

Wew..
Ndak kbayang naik kapal laut..
Dari jawa ke Papua..
Hiks2.. ;)