Jumat, 26 Juni 2009

DoeKoen

Pernahkah anda mendatangi dukun??
Entah dukun beranak, dukun tidak punya anak, dukun apapun deh?
Pernah gak??........woii pernah gak??...ditanyain nih, pernah gakkk??
Ya udah kalau gak mau jawab, jawab sendiri aja deh…AKU PERNAH


Di sebuah kota kecil dijawa tengah, sebelah timur kota demak…kota ini diantara para pemercaya ilmu hitam, merupakan gudangnya dukun-dukun alias orang pintar (orang pintar ngeramal, dan nge'santet).
Kota ini merupakan wilayah kerjaku, walaupun tidak bermukim disini, tapi paling tidak saat tugas disini bisa 3-4 hari ngublak-ngublek kota ini.
Saat itu lagi jamannya Togel. Tau kan Togel? Itu tuh tahi lalat besar di muka…(wes gak usah dibahas, nanti ada yang tersinggung)
Togel menurut definisi ekonom-ekonom lokal adalah ilmu menerka. Menerka nomor.
Konon katanya demam togel saat itu mengalahkan demam friendster dan facebook saat ini. Mungkin jika togel masih ada, yang namanya friendster dan facebook pasti lewattttt...

Di kota ini, wilayah kerjaku dibagi dua dengan seorang teman supervisor. Aku selalu nginap jika berada dikota ini, sementara teman satu ini tidak pernah nginap, tiap malam dia selalu pulang ke semarang.
Berkat info dari seorang task force lapangan kami, yang memberitahu bahwa teman’ku itu (beliau udah bapak2 dan kebetulan udah senior) mempunyai kebiasaan buruk mendatangi dukun untuk ”konsultasi” (saddapp, konsultasi booooo) tentang nomor yang akan keluar hari ini......biasanya setelah mendapat wejangan dari mbah dukun, beliau langsung pulang kerumahnya disemarang dan segera mendatangi outlet-outlet togel terdekat untuk memasang ”aplikasi” togel sebelum jam penutupan malam itu.
Jaman itu, semua orang autis dan latah terhadap nomor.....Kalo ada yang janggal pasti dikait2kan dengan togel..misal saat menerima telepon dari nomor tidak dikenal, dan kebetulan nomornya agak aneh (contoh ; 024 ; 776544), wah langsung tuh dikaitkan dengan togel, padahal itu nomor kantor polsek semarang timur.......ada lagi nih, saat sedang menyopir dan tiba-tiba hampir serempetan dengan motor, eh si motor dikejar hanya untuk ngelihat plat nomornya dan berharap sapa tau nomor itu nanti malam bakal ”keluar”
Ada lagi yang lebih parno (kebetulan team task force kami berjualan produk ke outlet).... Saat sore hari ngerekap penjualan, mereka memilih uang yang paling bersih dan rapi, nah uang terpilih tersebut langsung Diangkat-Dilihat-Diterawang-Dipecicili nomor seri’nya, dan langsung disimpulkan nomor ini akan dipasang ke bandar togel nanti malam...hmmm pliss deh

Kembali ke rekan kerjaku......
Karena penasaran, aku tanya langsung ”Pak, Njenengan kerep nang mbah dukun yo? Nuwun sewu lho..nyante wae pak, aku ora bakal kondo-kondo wong liyo kok”
Artinya : Pak loe sering ke dukun ya, maap lho, nanya doank, gak bakal bilang-bilang ama yang lain kok"
Dan sambil tersipu-sipu malu, dia menjawab ”Inggeh”
(bayangin aja deh, kalo bapak-bapak tersipu malu gituhh...gw aja males bayangin)
”Pak, aku entuk ora pisan-pisan melu nang mbah dukun” tanyaku penasaran
”yo wes, entuk, tapi ojo kondo-kondo kanca kantor yo”
(intinya aku menanyakan apakah sesekali bisa ngikut dia ke tempat dukun, dan ia menyetujui asal gak bilang-bilang teman kantor)

Akhirnya tiba saat yang kunanti-nantikan….suatu hari setelah kami selesai supervisi, sore hari kami meluncur ke rumah si mbah dukun….
Rumah si mbah tidak terlalu angker, seperti rumah biasa aja, diteras ada mas-mas 2 orang sedang nongkrong, pintu ruang tamu terbuka lebar, aku Cuma menunggu diteras rumah, sementara temenku masuk keruang tamu….sambil ngintip-ngintip aku liat temenku bertemu dengan 2 orang wanita (kayaknya itu putri’nya si mbah), setelah berbicara dengan 2 orang wanita tsb, temenku duduk dikursi bundar ruang tamu (kayaknya dia menunggu si mbah), tapi si mbah luammma banget keluar keruang tamu.

Sambil menunggu teman yang masih gelisah didalam, naluri detektif’ku keluar…aku iseng2 bertanya pada mas-mas 2 orang yang sedang nongkrong diteras.
“mas keluarganya si mbah ya?”
“ohh mboten mas, kulo nggeh ‘pasiennya” mbah”
“pasien…maksud lo???”
“ iya mas, saya dan teman saya tadi pagi baru konsultasi, kami dari Semarang”
“konsultasi opo ya mas?”
“ya konsultasi nomor”
“sering ya mas konsultasi disini, dari hasil konsultasi gimana hasilnya?”
“oohh sering bangettt, sudah beberapa bulan saya ngelaju Semarang kesini, bisa dibilang hampir tiap minggu saya kesini, dan sudah lama saya konsultasi ama si mbah, hasilnya ya pernah sekali ’tembus’, seringnya gak tembus”
“SEKALI!!!!!...” (hmm orang bodohhhh)
“lha ini kan sudah konsultasi, nunggu apa lagi mas?”

”biasanya saya konsulasi pagi, trus siang nongkrong aja disini, sore konsultasi lagi..ya kadang2 mbah keluar lagi dan ”ngeluarin” nomor baru lagi”
”trus biasane piye mas??”
”ya nomor baru itu nanti saya olah lagi waktu pulang kesemarang,’
”ohh gitu ya??”

Dari mas-mas itu juga aku tahu, bahwa si mbah ini adalah ‘penasehat spiritual” petinju indonesia yang sedang nge’top (itu tuh si Keris Jon), didalam rumah memang terlihat ada beberapa frame foto besar berisi gambar si mbah dan petinju tsb. Konon katanya beberapa hari sebelum pertandingan, si petinju pasti datang ke rumah si mbah untuk “mohon restu”, dan juga konon katanya saat si petinju sedang bertanding si mbah tidak pernah menonton langsung di Tipi, bukan karena si mbah gak punya tipi atau si mbah udah rabun shg gak bisa nonton tipi, melainkan saat si petinju sedang pukul-pukulan diatas ring, si mbah berada disebuah kuburan (kuburan beneran atau kuburan kucing, pokoknya kuburan) dibelakang rumahnya sambil mengibar-kibarkan kain putih keramatnya…sekali lagi, ini konon katanya lho sodara-sodara


Daripada lama2 bercakap ama 2 orang manusia gak jelas ini, mending aku masuk aja nemenin temanku yang sedang berhadapan dengan si mbah…
Aku mengambil tempat duduk persis dibelakang teman’ku itu….kedengaran dia bercakap dengan si mbah menggunakan bahasa jawa hualussss banget...si mbah ini wajahnya seram, masa lalu dan masa depan'nya suram hihihihi piss...tampangnya tidak jauh beda dengan Tuk Bayan Tula dukun yang digambarkan dalam pilem laskar pelangi

Sambil ngelirik aku ngeliat si mbah menuliskan beberapa nomor dalam 3 baris. Dan ngeliat temanku yang Cuma bisa menundukkan kepala (persis abdi dalem keraton waktu ketemu rojo), dan samar-samar terdengar si mbah bilang
“Le, nomor iki akeh, nomor sing pasti kuwi ono Nang ngarepmu”
“nak, nomor ini banyak, untuk nomor yang pasti itu ada didepanmu”

Si mbah langsung melenggang kangkung masuk kedalam rumah dan meninggalkan kami…sebelum si mbah masuk temanku mengejar si mbah dan menyelipkan 2 bungkus rokok+Duit, tapi ama si mbah ditolak mentah-mentah…mbah Cuma bilang “Taruh aja dimeja’

Cepat2 kami Kabur keluar rumah, dan sempat dicegat ama mas2 diteras tadi dan menanyakan kepada temanku perihal nomor yang diberikan si mbah, tujuannya untuk “menyamakan persepsi” katanya (alesannnn).....tapi dgn enteng temanku menjawab
“maap mas, nomor-nomor ini Sangat confidencial” (Halah!!!!)

Dan apa yang terjadi dengan temanku dengan nomornya :
Esok hari saat ketemu dia dan aku tanyakan perihal “pemasangan nomornya”, dengan memelas temanku menjawab “gagal maning..gagal maning” (sokorrrrrrrrrr)
Rupanya sepanjang perjalanan pulang, yang terngiang-ngiang hanya kata-kata “nomor yang pasti itu ada didepanmu’, so nomor yang diberikan si mbah dihapal serta “dicocok-cocokkan” dengan nomor2 aneh yang ditemui selama perjalanan pulang..ya plat nomor motor, plat nomor mobil, uang kembalian, pokoknya serba didepan”
Dan setelah dia pelajari dan analisa lagi, katanya (katanya lho), bahwa nomor yang “keluar” malam itu sama persis dengan nomor box/kotak PLN didepan rumahnya…HALAH!!!!!ampunnnnnnnnn…..(itupun dilakukan setelah tahu nomor’nya gagal tembus). Entah itu kebetulan atau memang kemampuan si mbah tadi.
Wallahu’alam Bisahwab

Dan apa yang terjadi dengan si mbah :
Dengan ditutupnya praktek togel, konon katanya si mbah kehabisan pasien. Dan Cuma tersisa si petinju tadi sebagai pasien tetapnya

Dan apa yang terjadi dengan mas-mas yang berada diteras rumah si mbah :
MENEKETEHE

Senin, 22 Juni 2009

Ronda

Sebagai warga yang baik yang patuh kepada pancasila dan UUD 45 dan tanggung jawab Pribadi sebagai satu-satunya penghuni kos yang tidak menyetor kewajiban bulanan alias gratis-gretong, maka saat jadwal ronda diwilayah RT ini, namaku berada di.list teratas penghuni kos yang diberi label “Wajib’ain” untuk menjadi Ronda’ers.

Mulai tahun lalu, wilayah RT tempat kos’ku berada kegiatan ronda digalakkan kembali. Saat itu kos-kos’an hanya berisi 3 kepala dari 20 kamar yang ada. Saat jadwal ronda dikeluarkan pertama kali, untuk kos2’an kami hanya mendapat jadwal 1 nama saja dari 2 bulan jadwal. Dan total kos2’an mendapat jadwal 4 kali jaga. Dan kami ber3 sebagai penghuni kos2an saat itu bersepakat untuk menggilir jadwal tersebut.

Dan lengkaplah penderitaan kami ber3, karena jadwal yang dibuat panitia ronda sangat-sangat tidak bersahabat. Jadwal ini tidak mengenal jabatan, zodiak, umur, pekerjaan, , kemampuan microsoft word, excel dan kemampuan menghafal butir-butir pancasila, intine tidak perduli HARI...mau hari kerja, ya kalo dapat jadwal hari kerja ya tidak bisa dirubah (bisa sih dirubah ke malam minggu, tapi dengan syarat ada salah satu warga yang punya jadwal malam minggu mau tuker jadwal, dan itu SANGAT JARANG TERJADI)

Memang tidak setiap bulan ada jadwal ronda, pasti ada jeda, setidaknya 3 bulanan. Karena bergantian dengan RT tetangga yang juga mengadakan ronda.
2 bulan kedepan lagi-lagi ada kegiatan ronda, dengan Tema Utama ”Dalam Rangka Mensukseskan Pemilihan Umum Presiden dan demi kenyamanan Warga” ya pokoke antisipasi untuk Pilpres gitu deh (susah amat sampe ada tema segala).
Berhubung kos2an kami sudah terisi lebih dari 10 Kamar (dari 20 Kamar), bayangannya sih ronda nanti lumayan ringan, otomatis kalau semua kebagian jadi jadwal ronda paling Cuma sekali dalam 2 bulan, TAPI itu hanya mimpi.... panitia masih tetap gak rela kalo anak kos hanya mendapat jadwal sedikit, so jumlah pasukan ronda yang biasanya hanya 5 orang, ditambah jadi 6 orang. Tetep aja, 2 bulan kedepan aku mendapat jatah 2-3 Kali Ronda. Tugas pertama sudah aku laksanakan dengan (tidak) Ikhlas. Karena bertepatan dengan hari kerja. Bayangin aja ronda dimulai dari Jam 1 sampe Jam 4.
Monggo dibayangin.......jangan lama-lama bayanginnya

Kalau team ronda’nya asyik-asyik sih gak papa, waktu 3 jam gak kerasa deh...tapi kalau team ronda mempunyai kelakuan seperti pembawa acara Infotainment, Mati dah...isinya gosip mulu, bayangin aja tuh bapak-bapak gosipin sesama warga, Rusak donk Makna dari Ronda sesungguhnya, Ronda tuh tujuannya selain untuk menjaga keamanan dan kenyaman warga, juga sebagai ajang silaturahmi antar warga yang selama ini jarang bertemu (mungkin ada yang belum kenal), nah yang ini isinya gosipin si Bu RT’lah, Pak Anu’lah, Ibu Anu’lah, pokoknya gosipin anu-anu’an deh
Kebetulan saat ronda kemarin, pasukannya asyik-asyik, gak ada gosip sesama warga, yang ada ngomongin masalah politik negara, masalah kota dan beberapa topik lainnya, ya intinya sih apa yang mereka omongkan hampir sama dengan koran lokal yang aku baca tadi pagi, atau dengan kata lain, mereka sama-sama mengulang apa yang mereka baca dikoran dan dibahas bersama-sama (bisa dikatakan ”bedah koran hari ini)

Yang dilakukan saat ronda, selain kong-kow di poskamling (pastinya), nonton TV, Main Catur, Digigitin nyamuk, ngobrol ngalor ngidul serta ada juga kegiatan keliling ke rumah-rumah, yang mane tiap warga diwajibkan menyediakan (jimpitan) berisi uang Rp.1.000,- (Ini yang kadang menyebalkan, sudah keliling capek2, eh pada gak nyediain uang),

Bagaimana kalau tidak hadir ronda?? Ini dia yang lagi menjadi topik hangat dikalangan Ronda’ers. Memang sudah ada peraturan jika petugas ronda tidak hadir saat ronda (sesuai jadwal) akan didenda Rp. 50.000,-, tapi jika tidak hadir karena ada alasan yang dapat diterima, maka denda itu tidak berlaku, masalahnya tuh, alasan yang dapat diterima tuh alasan seperti apa? dapat diterima sama sapa? Hihihi bingung kan
Intinya kalau tidak berada ditempat misal dinas luar kota, ataupun sedang cuti pulang ke jawa, alasan ini paling logis utk diterima, asalkan ”Matur” alias laporan ama kepala regu ronda, Pak RT, dan ketua seksi keamanan RT, Polsek Terdekat, KPK, KPU (yang merah gak perlu).

Ada kejadian tidak menyenangkan saat salah satu petugas ronda sedang dinas luar kota dan tidak sempat laporan dengan kepala regu’nya, kebetulan petugas ronda yang dinas luar kota ini adalah teman kos. Dan sudah 2 kali tugas dia tidak hadir dan tidak laporan. Sementara sudah 2 kali jadwal jaga ini, hanya si kepala regu’nya saja yang selalu hadir, dan semua teman2 jaga’nya tidak ada yang memberi kabar.
Si kepala regu habis kesabarannya, jadilah dia mendatangi satu per satu anggotanya, mungkin sudah emosi juga, saat dia mendatangi kos-kos’an di kepala regu ini memukul pagar kos menggunakan pentungan besi berkali-kali, dan bayangkan saat itu pukul 3 dinihari....jam 3 subuh boooooo....
Saat itu tidak semua penghuni kos berani keluar kamar, hanya 2 orang penghuni kos kamar atas sebelah kamarku yang keluar, Mas A dan Mas B (nama disamarkan, tepatnya ”ngarang”, lha belum kenal namanya kok, maklum penghuni baru)
menanyakan kepada bapak pemukul pagar kos, dan si bapak menanyakan ”Mana yang namanya Suparji” (kali ini nama samaran beneran, karena saya tau namanya). Mas A dan Mas B bingung, karena mereka tidak tahu. ”Suparji sapa sih pak?”...
”pokoknya mana orangnya, tugas ronda kok gak pernah datang”
Karena kamarku paling pojok atas dan mendengar suara ribut itu, maka keluarlah diriku dengan Sarungan berisi celana boxer dan kaos putung (penting gak sih ini ditulis hehehe) dan diiringi backsound anthem dibioskop 21 maka kutemui si bapak kepala regu ronda malam itu.
”Ada apa pak” tanyaku.... ”Suparji mana??” tanya dia
“pak suparji sedang pulang ke jawa” jawabku....
si bapak masih ngeyel nanya lagi ”yang benar dia pulang kejawa??” dengan nada tinggi ngalah2in nada marahnya si toro margen (bintang sinetron antagonis)
Yee si bapak masih ngeyel juga, udah subuh2 gini ngajak ngotot2an lagi..
“Iya Pak, yang namanya bapak suparji sedang pulang ke jawa, itu motornya dititipin ditetangga sebelah” aku jawab dengan nada gak kalah tinggi seperti christian sugiono menghardik seorang cowok yang mengganggu alyssa soebandono di sinetron Alisa (giliran menganalogi diri sendiri pake aktor cakep, dilarang protes!!!!)
“kalau pulang ke jawa, laporan donk, bilang biar kita tahu, ini sudah 2 kali jadwal jaga tidak ada kabarnya” si bapak masih berteriak.
“baik pak, nanti saya sampaikan ke pak suparji’nya, tapi bapak caranya jangan gitu donk, ini sudah jam 3 pagi, pake mukul2 pagar segala, dan dikamar bawah ada anak bayi tuh pak” emang gw gak bisa marah
Si bapak pergi sambil berteriak “bilang ke pak suparji, kalau tidak bisa hadir ronda, tolong laporan”
Iye....iye...nanti gw bilangin, bawelll amat sih (nah yang ini dalam hati aja kok ngomongnya)

Ini dia masalah umum dari kegiatan ronda, sudah 2 tahun berjalan pasti warga semakin bosan dengan ronda, masalah seperti tadi sering terjadi, kadang ada satu regu yang Cuma hadir satu orang, bahkan ada juga yang semua anggotanya tidak datang sama sekali (gubrakkkk!!!!). Mungkin juga warga tambah bosan, karena selama ronda belum pernah sekalipun ketemu maling (biar keren2 dikit kan...ronda, ketemu maling trus digebukkin, wah pasti warga yang lain jadi semangat rondanya hehehe), ditambah kegiatan monoton selama ronda yang Cuma nongkrong, ngobrol, keliling ambil jimpitan uang seribu perak (kalo ada), digigit nyamuk, kedinginan, trus bikin warga jadi tidak produktif (khususnya yang kebagian ronda saat hari kerja, dah kebayang betapa ngantuknya saat kerja besok pagi, tidak produktif bagi pengantin baru)
Kayaknya metode dan fasilitas ronda harus dirubah, mungkin metode jimpitan harus dihilangkan, ganti aja iuran beli CCTV dan dipasang disemua sudut jalan, jadi yang ronda tinggal mantau dari poskamling yang menjadi pos cctv untuk memantau keamanan RT. Atau posrondanya dipasangi AC, dan disediakan Spring Bed, kan bikin betah (iyeee, betah diposronda doank, gak keliling aliass pindah tidur)
Hmmm..kayaknya usulku ora mutu babar blas....ada yang punya usul lain??


Jumat, 19 Juni 2009

Godek Spanyol

Gara-gara diprotes seorang fans yang melihat rambut’ku semakin “megar” dan menghilangkan aura kegantengan yang sudah melekat didiriku, akhirnya kusadari emang sudah saatnya potong rambut…..

Rambutku tergolong dalam kategori jabrik, rambut yang berdiri......kalo yang diatas ya pasti akan naik menjulang......sedangkan yang dipinggir akan tegak menyamping, so kalau tidak pakai minyak rambut, entah bagaimana bentuk rambutku ini. Dan aku tidak pernah menggunakan sisir untuk membentuk rambutku ini, setelah mengoleskan minyak rambut, tanganku akan membentuk rambut yang sudah dioleskan minyak rambut menjadi tatanan-model-rambut yang tidak kalah dengan model dan bintang film di tipi-tipi …(HALAH!!!

Soal potong rambut, aku dari dulu juarang banget potong rambut di salon…apalagi salon yang berisi “bukan laki-laki biasa” (baca : bencis)….ihhh takutttt...takut dibaptis
Tempat potong rambut’ku biasa di tukang cukur madura, bahkan pernah diajak ayah waktu dijogja potong rambut DPR (Dibawah Pohon Ringin) Alun-alun utara Yogyakarta.

Kecuali……saat tugas di. Pekalongan ..
Langganan cukur rambutku hanya berjarak tidak lebih dari 1 Menit dari Kantor. Tukang cukur ini berada persis disebelah kantor dan hanya dipisahkan jalan Gang. Tukang cukur ini hanya buka sore hari sampe malam hari.

Tempat cukur ini berada diatas trotoar jalan, dan berada dibawah bekas bus shelter yang sudah usang, tempat cukurnya hanya di ”pagari” dengan kain spanduk bekas, dan dilengkapi dengan meja, kursi dan tentunya kaca (pastinya, Ya Iyalah!!!)......meja dan kursi selalu disimpan di lokasi ini dan saat pulang hanya dibungkus dengan terpal agar tidak rusak kena panas dan hujan. Untuk soal listrik, dia menyiapkan kabel dan lampu yang dialiri dari rumah terdekat, dan dia menyetor biaya bulanan sesuai dengan harga yang disepakati.
Berhubung waktu potong rambut selalu malam (Ba’da Maghrib), kenyamanan potong rambut agak terganggu dengan nyamuk-nyamuk yang nafsu dengan darah biru yang mengalir ditubuhku, Maklum dibelakang bus shelter ini terdapat tanah kapling kosong yang berisi kebun yang pastinya menjadi sarang nyamuk. Walaupun penuh gangguan nyamuk dan lampu yang redup serta suara kendaraan yang ber”sliweran” aku tidak pernah pindah kelain hati, selalu motong rambut disini. Bahkan si mas tukang cukur kadang mengingatkan “Mas, rambute wes gondrong kuwi, wes se’sasi lho” hehehe ingetin apa butuh konsumen tuh
Ditempat ini jangan berharap ada poster berisi Top’s Collection berisi gambar-gambar cowok-cowok dengan berbagai model rambut, apalagi berharap ada alat untuk creambath, ditempat hanya ini alat-alat cukur sederhana, dan kelebihan mas cukur langgananku ini adalah DIA TAHU YANG KUMAU….tidak seperti disalon-salon itu, yang ada aku hanya jadi kelinci percobaan,..kita minta model begini, eh dia bilang “bagus model gini” yang ada rambut’ku dimodel vocalis kangen band, atau vocalis band repvblik, bahkan model giring nidji..pliss deh




Tempat cukur ini berdampingan juga dengan penjual mie ayam dan tambal ban. Untung pemiliknya berbeda-beda, coba kalau dimiliki oleh mas tukang cukur, pasti dia akan membuat plang “Menerima Potong Rambut, Rebus mie ayam, ganti oli dan tambal ban angin” gak ada nyambung-nyambungnya kan.


Dari tempat cukur ini kami berdua menghasilkan istilah baru untuk potongan model Godek, yaitu ”godek spanyol”
Saat dia “permak’ rambut dan sampai pada sesi terakhir yaitu cukur jenggot, kumis dan godek, aku merequest godek model pemain bola asal spanyol “david Villa” dengan model pensil-pensil gitu deh
Nih dia orangnya…..




Dan ini dia tukang cukur’ku dipekalongan…




Bagaimana dengan tukang cukur dibalikpapan….
hmm maklum karena kantor yang berada disekitar hutan,
kembali ke selera asal, tukang cukur madura



Senin, 15 Juni 2009

Leaving 4



Beberapa minggu berada Di Kos Mas Faisal, tidak terasa sebentar lagi akan tiba saatnya
memasuki sekolah baru, dan saatnya pindah ke persinggahan selanjutnya



Episode Pak Sai’din,
Setelah berada beberapa minggu ”sendirian” ditempatnya mas faisal, dengan diantar mas faisal dan dony, aku pindah tempat ”bersandar” di rumah teman ayah (Pak Sai’din ini pernah bertugas dijayapura dan merupakan teman sekantor ayah). Rumah beliau berada diwilayah karangmalang, komplek kampus IKIP Jogjakarta (sekarang UNY).
Beberapa minggu-bulan kedepan aku akan tinggal dirumah pak Sai’din. Dirumah ini aku mendapat kamar sendiri, dan beliau mempunyai pembantu yang akan membantu mencucikan pakaianku

Dirumah ini aku mendapat tugas untuk menjadi Muad’zin tiap sholat maghrib. Karena Sholat Maghrib selalu dilaksanakan secara bersamaan, dan tiap maghrib, pastilah berkumandang adzan maghrib dari suaraku.
Dari 4 Orang anaknya, Pak Sai’din mempunnyai 2 orang anak laki-laki, dan kebetulan umurnya masih sepantaran, hal ini yang membuatku lumayan betah dirumah ini, walaupun belum bisa menghilangkan kerinduan akan kedua orangtua.
Hari-hari sebelum masuk sekolah, aku habiskan dengan bermain bola dilapangan IKIP bersama kedua anak beliau, bermain bersama monyet sumatera peliharaan keluarga ini yang berada diatap rumah.

Tibalah saat masuk sekolah. Hari pertama dalam tahun terakhir di SMP ini akan aku hadapi tanpa kedua orang tua.
Dengan diantarkan pak sai’din ke sebuah SMP diwilayah condongcatur, aku akan menikmati beberapa bulan kedepan sebagai siswa perantau. Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan wali kelas, akhirnya sebuah pengalaman pertama dalam hidupku berdiri didepan kelas dan mengenalkan diri aku lakoni.
”Nama Saya Afdhal...Muhammad Afdhaluddin, saya siswa baru disini dan pindahan dari Jayapura, mohon bantuan teman-teman untuk membantu saya mengikuti pelajaran disini” itulah perkenalan singkat'ku didalam kelas
Teman sebangku yang sangat welcome dan bersahabat sangat membantu dalam menjalani hari-hari sekolah ditempat yang baru. Dan juga teman sekelas yang kebetulan searah denganku saat pulang sekolah, membuatku tenang untuk menjalani saat pulang sekolah karena ada teman nge’bis pulang kerumah.
Suka duka sebagai ”anak baru” dalam sekolah banyak kualami. Salah satunya saat beberapa ‘preman’ sekolah yang mencegatku dan mengajakku untuk merokok diwarung dekat sekolah, dan berhubung aku tidak asing dengan ‘kegiatan’ merokok, tantangan mereka aku layani. Belum lagi suka-duka soal berbahasa jawa, saat aku berusaha mencerna dengan baik bahasa-bahasa jawa yang menjadi bahasa sehari-hari di kelas agar menghindari menjadi bahan pembicaraan. Memang tidak gampang dan serta merta lidahku familiar dengan berbahasa jawa, beruntung teman sebangku cukup bersabar melayani pertanyaanku mengenai kosakata baru bahasa jawa yang kudapatkan tiap harinya.

Beberapa Bulan kulakoni hidup menumpang dirumah pak sai’din untuk bersekolah. Sampai tiba saatnya Ayah-mama datang ke Jogja. Setelah mereka melalui perjalanan panjang dari jayapura menggunakan kapal laut dan transit beberapa minggu di makassar, akhirnya mereka tiba di. Jogja.
Tiba saatnya kembali kepangkuan kedua orang tua tercinta dan melanjutkan ‘kehidupan sesungguhnya’ dikota yogyakarta yang sangat aku cintai.







Word's

Tidak semua orang bisa membuat kata-kata Mutiara, kata-kata indah…baik itu dibungkus dalam sebuah puisi ataupun dalam sebuah rangkaian tulisan….
Dan saya bukan termasuk dalam orang yang mampu membuat tulisan ataupun kata-kata seperti itu…dan saya juga bukan orang yang termasuk “bisa dengan gampang” menikmati kata-kata Mutiara tersebut.
Berhubung dengan nge’blog begini otomatis akan berhubungan dan sering-sering melihat kata-kata indah diblog teman-teman, maka mau tidak mau akan membaca kata-kata Mutiara, puisi dari blog teman-teman

Broneo…..teman dekat yang baru-baru ini nge’blog, beberapa kali menyelipkan kata-kata indah dalam tulisannya, puisi-puisi singkat yang sangat “menyentuh”

Begitu juga blog seorang teman yang pernah kuceritakan disini…..mantan teman yang pernah bekerja satu perusahaan bersama...bagi saya harus beberapa kali untuk mengerti apa arti kata-kata yang ia tuliskan… “mengerti” akan “Arti”….tidak gampang memang, kecuali orang-orang tertentu yang peka akan hal ini
Seperti yang kangharry tulis disini
Sebuah tulisan bagi teman2’nya yang menurut dia sedang “melacur” dan pengharapan akan sebuah kebahagiaan…. Dan yang lebih “menohok” adalah kata-kata di paragraph terakhir, membuatku harus membelalakkan mata untuk lebih mengerti arti dari sebuah seni “merangkai” kata

Teringat juga kepada Seorang teman, teman yang baru bertemu kembali lewat friendster setelah belasan tahun tidak bersua. Dari blog di friendster’nya terlihat betapa dia sangat tergila-gila dengan puisi-puisi indah yang sulit ku cerna.
Berkat kunjungan beberapa kali di blog friendster’nya, membuatku semakin tertarik untuk ”mencerna” kata-kata indah yang tertuang dalam puisi-puisi’nya. Dan sempat membuatku ”khilaf” untuk berpuisi ’membalas’ salah satu puisi ciptannya disini.
Dan sekarang dia mulai berpuisi di blog’nya sendiri
(Trissari, siap-siap ya dikunjungi orang-orang dari dunia maya lainnya)

Satu lagi seorang teman yang mengenalkanku dengan dunia blog, 2 Blog'nya yang sangat Jarang diupdate membuatku enggan juga berkunjung di-blog’nya. Tapi berhubung blog’nya kumasukkan dalam blogroll di blog’ku, jadi gampang terlihat jika ia mengupdate blog’nya.....baru-baru ini dia mengupdate blog’nya dalam rangka menginfokan tentang pelaksanaan acara pernikahannya, dia menuliskan kata-kata ringan tapi cukup dalam yang menunjukkan kemampuan dia dalam merangkai kata-kata indah
.
Dari kata-kata mutiara dan puisi-puisi yang aku baca, kadang bisa mengispirasi hidup. memang tidak selalu aku dapatkan dari kata-kata mutiara dan puisi-puisi yang aku baca, tapi juga dari beberapa lirik lagu yang cukup inspiring. Dan kebiasaan’ku akan kata-kata indah ini sering aku copas dengan cara menuliskan dalam teks sms dan menyimpan dalam draft message handphone. Dan juga sering aku copas dan simpan dalam file khusus dalam laptop. Seperti lagu yang sedang kudengar saat ini, lirik lagu ini cukup dalam, sehingga aku copas dan simpan baik2 didalam file laptop’ku.
Dengan sedikit revisi dan menyesuaikan suasana hati, berikut coba aku tuliskan kembali
As life goes on I’m starting to learn more and more about responsibility
I realize everything I do is affecting the people around me
So I want to take this time out to apologize for things I have done
And things that have not occurred yet
And the things they don’t want to take responsibility for

I’m sorry for the times I left you there
I was on the duty and you were alone
I’m sorry for the times that I had to go
I’m sorry for the fact that I did not know
That you were sitting there just wishing we
Could go back to when it was just you and me
I’m sorry for the times I would neglect
I’m sorry for the times I disrespect

I’m sorry for the wrong things that I’ve done
I’m sorry I’m not always there for our time
I’m sorry for the fact that I'm not aware
That you can’t sleep at night when I am not there
Because I am in the duty like everyday
Sorry for the things that I did not say
Like how you are the best thing in my world
And how I'm so proud to call you my girl

I understand that there are some problems
And I am not too blind to know
All the pain you kept inside you
Even though you might not show
If I can apologize for being wrong
Then it’s just a shame on me
I’ll be the reason for your pain and you can put the blame on me



Ada sebuah kata-kata indah yang aku dapatkan saat menonton film Ketika Cinta Bertasbih
”Untuk beribadah, hukumnya makruh jika kita membantu orang lain mendahulukan ibadah, karena untuk urusan ibadah kepentingan diri sendiri wajib didahulukan”



hari ke.5 dalam “keterdamparan” 8 hari di ibukota

Jumat, 05 Juni 2009

Leaving 3

..... Leaving
......Leaving 2



Setelah bersama Dony dan Mbak’nya, tiba saatnya kami berpisah...mereka akan melanjutkan ”meng-estafet-kan” seorang afdhal ke orang lain dikota ini.


Episode Mas Faisal,
Akhirnya setelah mas dony dan mbak’nya mencari tahu dimana letak Jalan Balapan, mereka mengantarkanku kepada seseorang untuk melanjutkan ”tongkat estafet”.
Mas Faisal, tidak ada hubungan saudara denganku. Orang tuanya di jayapura kebetulan kenal dekat dengan orang tuaku. Mas faisal ini sudah lama berada dijogja untuk menuntut ilmu, disalah satu universitas negeri dikota ini.
Saat dijayapura, aku sempat beberapa kali bertemu dengan mas faisal ini, walaupun dulu tidak begitu kenal, sekarang mau tidak mau aku harus akrab dengan dia.
Beberapa minggu kedepan aku akan tinggal bersama Mas faisal didalam kamar kos’nya yang kecil.

Bersama mas faisal, aku benar-benar harus hidup mandiri, makan harus cari sendiri, cuci baju sendiri. Tapi yang sangat berkesan adalah aku harus siap menerima “tendangan” kaki mas faisal tiap subuh. Kos yang berada didekat masjid ini membuat mas faisal selalu melaksanakan sholat wajib di Masjid, dan tiap subuh mas faisal selalu melaksanakan sholat subuh dimasjid, dan dia tidak pernah mau membangunkanku serta mengajakku sholat ke masjid, tapi setiap pulang dari masjid dia selalu membangunkanku dengan “menendang-nendang kakiku”

Mas Faisal adalah penganut salah satu aliran agama islam, namanya Ji’Ai (samaran). Pergaulannya lebih banyak dengan teman-teman sesama penganut aliran ini, yang kebetulan kebanyakan adalah orang-orang dari negeri tetangga, Malaysia. Mas faisal selain sibuk dengan aktifitas kuliahnya juga sibuk mengurusi aktivitas Dak’wahnya. Beberapa kali teman-teman mas faisal sering berkunjung ke kos, dan sempat beberapa dari mereka mengajakku untuk mengikuti aktivitas dakwah keliling dari masjid ke masjid. Terbersit keinginanku untukk mengikutinya dan meng-iya’kan ajakan mereka. Tapi Mas Faisal menolakknya, dan mengatakan kepadaku bahwa dia merasa bertanggungjawab kepada orang tua’ku dengan alasan dia tidak mau melibatkan aku lebih dalam urusan ini.

Karena Aktivitas Dakwah’nya, seringkali mas faisal tidak pulang ke kos. Untuk itulah aku harus benar-benar mandiri. Seorang anak bungsu berusia 15 Tahun yang baru pertama kali merantau, jauh dari orang tua harus mengerjakan segala sesuatu dengan sendiri. Untungnya Jalan Balapan tempat kos mas faisal ini sangat dekat dengan jalan Urip Sumoharjo Jogja (Jalan Solo), jadi untuk mengisi waktu aku lebih sering berjalan sendiri dan bermain di salah satu Mall di Jalan Solo ini (dan tentunya membiasakan diri menaiki eskalator)

Disela-sela aktivitas rutinku, bermain dijalan solo, membeli koran hanya untuk melihat jadwal kloter kepulangan jamaah haji (tidak sabar rasanya mendengar suara mama) Akhirnya rasa sepi dan rasa bosan menghampiriku.
Kuputuskan untuk menuliskan surat rindu kepada ayah. Surat 3 halaman dari seorang bungsu yang kesepian, yang merindukan kebersamaan dengan orang tua. Surat ini kutuliskan dengan berlinang air mata.
Beberapa hari kemudian balasan surat dari ayah datang. Surat ayah ini mampu membuat hatiku tenang. Surat yang berisi petuah, nasehat, puisi dan petikan ayat Al Qur’an semakin membuatku tegar untuk menghadapi hari-hari tersisa.


Beberapa minggu berada Di Kos Mas Faisal, tidak terasa sebentar lagi akan tiba saatnya memasuki sekolah baru, dan saatnya pindah ke persinggahan selanjutnya...

Selasa, 02 Juni 2009

Pelampungnya sapa sih???

Sedih juga melihat beberapa musibah atau kecelakaan transportasi di Negara tercinta. Beberapa penyebab kejadian ini adalah selain Alam, Human error dan Masalah maintenance.

Beberapa saat lalu, saat menghadiri sebuah event, untuk mencapai lokasi event, kami harus menyeberang dengan menumpang kapal feri.
Tepatnya aku harus menyeberang dari pelabuhan Kari-angau MBalikpapan menuju Pelabuhan Pe-najam. Penyeberangan ini sudah pernah aku lakukan beberapa kali, tapi entah kali aku begitu memperhatikan apa yang dilakukan oleh petugas penyeberangan.

Kira2 pukul 8 Malam, Saat penyeberangan dari Mbalikpapan Pe-najam, kami sangat beruntung, karena saat tiba dipelabuhan penyeberangan kami tidak perlu mengantri lama agar mobilku bisa masuk kedalam kapal feri. Terlihat para petugas dengan sigap bekerja ekstra hati-hati. Walaupun sudah malam mereka masih tetap berkonsentrasi mengatur parkir dari kendaraan yang masuk kedalam kapal tersebut. Ada motor, truck dengan berbagai ukuran, mobil yang pastinya berbeda panjang dan lebar, mereka dengan sangat cekatan, hati-hati mengatur parkiran kendaraan. Petugas yang didarat dan petugas didalam kapal berhubungan dengan alat komunikasi untuk mengatur kendaraan mana yang masuk terlebih dahulu untuk di”Sesel-seselke” didalam

Diatas kapal feri aku merasa nyaman (walaupun sedih meninggalkan teman didalam mobil yang sudah terlanjur terjepit beberapa kendaraan dan terlambat keluar mobil, sehingga dengan terpaksa dia menunggu didalam mobil, sorry ya bro hehehehe).
Kapal feri ini sangat bersih dan rapi. Tidak seperti dulu saat terakhir aku menumpang feri ini, sangat kotor, banyak pedagang, tidak ada tempat sampah, tapi sekarang bersih, pedagang yang tersisa Cuma penjual bakso dan penjual CD Bajakan (yang lumayan menghibur kami dengan CD-CD Bajakan yang diputarnya) dan beberapa tempat sampah yang disediakan dibawah tempat duduk penumpang.

Saat kembali ke Mbalikpapan malam itu juga, para petugas tetap cekatan merapikan mobil yang masuk kedalam feri. Walaupun saat itu sudah menujukkan pukul 00.00 waktu indonesia tengah, mereka tetap konsisten, konsentrasi untuk menjalankan tugas mereka..ahh salut aku.....kapal feri yang kami tumpangi kembali malam itu berbeda dengan kapal feri saat berangkat. Kapal feri ini lebih bersih lagi dan tentunya lebih nyaman.
Salut aku, mudah2an pelayanan orang-orang ini tetap dipertahankan sehingga bisa mengurangi kemungkinan terburuk dari sebuah perjalanan transportasi umum


TIDAK SEPERTI YANG INI...
Kali ini bukan kapal feri...tapi Pesawat..
Naik pesawat ini bikin merinding...liat pesawatnya aja udah gak nafsu, pesawat dah belang-belang, cat’nya yang udah terkelupas....nah satu hal lagi yang bikin tambah merindinggg banget

**kami mendapati pelampung yang ditaruh didalam kantung kursi tepat didepan kami**



Saat kami tanyakan ke pramugari, ”Mbak, pelampung ini punya yang depan atau punya kursi ini” dengan entengnya dia menjawab... ”iya pak, pokoknya itu disitu saja, gak tau punya kursi yang mana” dan berlalu begitu saja
Saat kami merogoh-rogoh dibawah kursi kami, rupanya kosong **oke rupanya pelampung itu milik kita**

dan iseng-iseng kami merogoh kursi depan kami, dan rupanya dikursi tersebut tidak ada pelampungnya...nah loh ini pelampung punya sapa donk??


Kalo ada apa-apa gimana?? Apa kami rebutan pelampung dengan kursi depan ??
Belum sempat kami menanyakan lagi kepada pramugari tersebut...pesawat sudah siap diberangkatkan..

Alhamdulillah, Penerbangan kali ini lancar dan Aman.....

kalo terjadi apa-apa dan pesawat nyemplung di.laut gimana tuh???


Senin, 01 Juni 2009

Leaving 2

Leaving

aku sudah tidak sabar menunggu hari esok...ya esok untuk pertama kalinya aku akan menaiki sebuah alat transportasi yang bernama KERETA API...esok pagi dengan mata telanjangku, aku akan melihat secara langsung KERETA API yang selama ini hanya bisa kulihat dari layar televisi...
Ahhh kerinduanku akan kota jayapura mendadak sirna dengan ketidaksabaranku menanti hari esok...



15 Maret 1994
Stasiun kereta surabaya; stasiun gubeng atau stasiun semut aku sudah lupa...yang terlintas dipikiranku adalah untuk pertama kalinya dihadapanku berdiri tegak sebuah benda terbuat dari besi baja yang akan membawaku dari kota surabaya menuju kota semarang. Yang pasti kereta api ini berjenis kelamin kereta api ekonomi

Gerbong ekonomi dengan bau khas keringat para penumpangnnya menyambut pengalaman pertamaku menumpang benda yang bernama kereta api

Dari kota surabaya, melewati kota-kota disepanjang pantai utara membawa kami menuju ibukota jawa tengah. Sebagai pengalaman pertamaku menjalani perjalanan panjang harusnya aku bisa menikmatinya. Tapi sayang keadaan fisik atau (lebih tepatnya) keadaan psikologisku saat itu tidak bersahabat.

Perut mulas, kepala pusing entah dikarenakan bau tidak sedap dilingkungan gerbong, atau memang fisik yang sedang tidak fit, membuatku muntah.
Melihat keadaan ini, istrinya mas anto membantuku dengan mengoleskan minyak kayu putih diperutku dan membaringkanku di pangkuannya. Tiba-tiba terbayang, jika ada mama disampingku, pasti mama akan melakukan hal yang sama dan melakukan ritual khas’nya yaitu memijit jempol tangan dan kakiku, aku ingat sekali kata-kata mama "di jempol kaki dan tangan adalah pusat syaraf, dengan memijit dibagian itu akan membuatku syaraf kita kembali normal", aku tidak tahu hal itu benar atau salah. ”ahh mama, seandainya kau ada disini”

Sore hari akhirnya sampai juga kami di stasiun tawang semarang. Keluar dari stasiun kami langsung melanjutkan perjalanan dengan menumpang bus. Sampai didaerah semarang atas, tepatnya daerah gombel kami turun dari bus dan melanjutkan perjalana menuju perumahan rumah’nya doni dengan menumpang ojek.
Perjalanan hari ini berakhir, segera aku mandi menyegarkan badan dan sebelum tidur kami menelepon jayapura untuk memberi kabar kedatangan kami di. Kota semarang.

Kami melewati beberapa hari di semarang sebelum menuju kota yogyakarta. Mas doni dengan setia mengantarkanku keliling kota semarang. 3 hari berada dikota semarang cukup mengobati kekangenanku akan jayapura. Keadaan kota yang berbukit dan dipinggir laut ini kurasakan sama dengan kota kelahiranku.

Menuju Jogjakarta

Setelah 3 hari berada di.semarang sambil menunggu kedatangan mbak’nya Doni yang kebetulan kuliah dijogja, yang sengaja pulang ke.semarang untuk menjemput kami.
Hari yang ditunggu tiba juga. Kami segera berangkat menuju kota yogyakarta. Dengan menumpang bis (kelas bisnis yang ber-AC).
Kayaknya memang aku ditakdirkan untuk diuji ketahanan tubuhku. Walaupun kali ini menumpang kendaraan umum yang ber-AC, tetap membuatku muntah. Dan Kali ini aku tidak mendapat bantuan dari seorang wanita. Karena mbak’nya doni juga tidak kuat melihat orang muntah, maka kali ini dony dengan tulus hati membantuku mengeluarkan isi perutku saat itu.

Akhirnya kami tiba di kota yogyakarta. Aku pertama kali menginjakkan kaki dikota ini tepatnya di terminal Jombor Sleman. Selanjutnya perjalanan kami lanjutkan dengan menumpang bus kota menuju wilayah kampus UGM (tempat kos mbak’nya Doni).

Beberapa hari kedepan, aku dan dony bakal tidur dikamar kos mbak’nya doni, sementara mbak’nya doni akan mengungsi ke kamar temannya.

Beberapa hari bersama mereka, ada satu hal yang paling berkesan yang mereka lakukan yang sampai saat ini tidak pernah aku lupakan. Mereka mengajakku menonton konser Dewa 19 di Gor Kridosono. Melihat artis pentas merupakan hal pertama bagiku, dan hal ini tentunya sangat berkesan bagiku, seperti hal’nya saat dony mengajariku untuk pertama kali menaiki ekskalator dan lift disebuah mall di semarang beberapa hari lalu :)

Setelah bersama Dony dan Mbak’nya beberapa hari, tiba saatnya kami berpisah...sesuai wejangan dari ayah, setelah ini mereka akan melanjutkan ”meng-estafet-kan” afdhal, dengan mengantarkanku ke seseorang yang akan menemaniku beberapa minggu ke orang lain dikota ini.