Alkisah ;
Seorang ustadz terkenal (yang sudah malang melintang didunia dakwah dan sering muncul di tipi) dan yang mempunyai program luar biasa dalam hal shodaqoh, diwawancarai oleh salah satu tv swasta. Wawancara dalam program "mengenal lebih dekat" ini intinya mengulas sejarah hidup uztads ini.
Diceritakan bahwa uztadz ini telah keluar masuk penjara beberapa kali. Dan si uztadz akhirnya mendapat Rahmat’Nya didalam Penjara. sang uztads menjadi seorang “Shalat Addict”, semua macam sholat sunnah dilaksanakan, dalam keadaan apapun jika sang uztads pengen sholat, langsung dia meninggalkan aktivitasnya untuk shalat. Saat keluar penjara diustadz insyaf dan mulai untuk mencari nafkah dengan berdagang dan berdakwah. Sukses dengan usahanya sang uztadz kembali ke rumah dan menemui orang tuanya.
Saat bertemu dengan Ayah’nya, si ayah bertanya “apa yang membuatmu berhasil seperti sekarang ini…si uztads terdiam, sebenarnya sang uztads mau menjawab dengan jawaban bahwa Alhamdulillah dia tidak pernah meninggalkan perintah Allah, Tahajjud setiap malam, shodaqoh tiada henti”…tapi sebelum dia menjawab, ayah uztads tersebut mengatakan bahwa, “Kamu berhasil seperti sekarang ini semua karena Ibu Kamu…coba liat apa yang ibu lakukan…ibu kamu tidak pernah berhenti Head To Head dengan Sajadah untuk mendoakan anak-anak’nya termasuk kamu”
Sang uztads terhentak bagaikan terkena petir di siang bolong dan menangislah sang uztads
Teringat akan sebuah Alkisah lain:
Beberapa tahun kemudian, Disuatu tempat, berbeda pelaku
Minggu lalu, saya berkesempatan ke Makassar dalam rangka meeting kantor. Kebetulan sekali pulang kampung dibiayai perusahaan. Meeting selama 2 hari, kemudian (setelah mendapat ijin dari bos) saya extend dimakassar, dalam rangka merayakan ramadhan pertama (Sekali buka puasa dan 2 kali sahur) di rumah bersama orang tua.
Sahur ke dua di rumah, saat aku bangun dan mengambil makan dimeja makan dan melanjutkan makan didepan tivi sambil menyaksikan siaran tivi, terdengar suara Mama didalam musholla. Saat aku lirik mama sedang sholat (mama dan ayah sering melaksanakan Tahajjud dan Witir sebelum sahur), dan mama selalu menambahkan Do’a saat sujud terakhir. Terdengar suara Doa mama lirih. Terlihat jelas mama sedang Head To Head dengan Sajadah. Setelah Mama selesai menunaikan sholat, dilanjutkan dengan Ayah. Setelah selesai sholat dan dilanjutkan dengan dzikir, ayah melanjutkan dengan membaca Do’a. Do’a-Do’a yang beliau bacakan tidak terdengar jelas, hanya satu doa yang terdengar jelas dan familar.
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
Dan ayah dengan mengadahkan kedua tangannya, menyebut Do’a ini berkali-kali dengan suara yang agak keras.
SUBHANALLAH......
Mama Head To Head dengan sajadahnya, sementara Ayah Head To Head dengan kedua tangannya untuk Berdoa.
Dalam hati kecil sempat terpikir, bahwa sebenarnya apalagi yang dicari dari Ayah n Mama’ku ini...mereka berdua sudah Haji dan Hajjah, anak2 mereka Alhamdulillah sudah ”tidak bergantung” lagi sama mereka, TAPI mereka Masih Head To Head dengan Sujud dan Do’a-Do’a nya.
SUBHANALLAH
Saya yakin, dalam sujudnya, mama pasti mendoakan Anak2nya, sementara Ayah dalam Do’anya masih mendoakan Kedua Orang Tua’nya yang sudah tiada.
Mama yang sudah menikmati masa pensiunnya masih mendoakan putra-putri’nya, sementara ayah masih khusuk mendoakan kedua orang tuanya.
*TERTAMPAR*
Ya...saya tertampar...
Membayangkan Mama di Sujudnya, dengan suara lirih (seperti menangis) Mendoakan Putra-putrinya, dan Ayah yang masih dengan khidmat mendoakan kedua orang tuanya.
sementara saya.....hmmm
Seorang ustadz terkenal (yang sudah malang melintang didunia dakwah dan sering muncul di tipi) dan yang mempunyai program luar biasa dalam hal shodaqoh, diwawancarai oleh salah satu tv swasta. Wawancara dalam program "mengenal lebih dekat" ini intinya mengulas sejarah hidup uztads ini.
Diceritakan bahwa uztadz ini telah keluar masuk penjara beberapa kali. Dan si uztadz akhirnya mendapat Rahmat’Nya didalam Penjara. sang uztads menjadi seorang “Shalat Addict”, semua macam sholat sunnah dilaksanakan, dalam keadaan apapun jika sang uztads pengen sholat, langsung dia meninggalkan aktivitasnya untuk shalat. Saat keluar penjara diustadz insyaf dan mulai untuk mencari nafkah dengan berdagang dan berdakwah. Sukses dengan usahanya sang uztadz kembali ke rumah dan menemui orang tuanya.
Saat bertemu dengan Ayah’nya, si ayah bertanya “apa yang membuatmu berhasil seperti sekarang ini…si uztads terdiam, sebenarnya sang uztads mau menjawab dengan jawaban bahwa Alhamdulillah dia tidak pernah meninggalkan perintah Allah, Tahajjud setiap malam, shodaqoh tiada henti”…tapi sebelum dia menjawab, ayah uztads tersebut mengatakan bahwa, “Kamu berhasil seperti sekarang ini semua karena Ibu Kamu…coba liat apa yang ibu lakukan…ibu kamu tidak pernah berhenti Head To Head dengan Sajadah untuk mendoakan anak-anak’nya termasuk kamu”
Sang uztads terhentak bagaikan terkena petir di siang bolong dan menangislah sang uztads
Teringat akan sebuah Alkisah lain:
Beberapa tahun kemudian, Disuatu tempat, berbeda pelaku
Minggu lalu, saya berkesempatan ke Makassar dalam rangka meeting kantor. Kebetulan sekali pulang kampung dibiayai perusahaan. Meeting selama 2 hari, kemudian (setelah mendapat ijin dari bos) saya extend dimakassar, dalam rangka merayakan ramadhan pertama (Sekali buka puasa dan 2 kali sahur) di rumah bersama orang tua.
Sahur ke dua di rumah, saat aku bangun dan mengambil makan dimeja makan dan melanjutkan makan didepan tivi sambil menyaksikan siaran tivi, terdengar suara Mama didalam musholla. Saat aku lirik mama sedang sholat (mama dan ayah sering melaksanakan Tahajjud dan Witir sebelum sahur), dan mama selalu menambahkan Do’a saat sujud terakhir. Terdengar suara Doa mama lirih. Terlihat jelas mama sedang Head To Head dengan Sajadah. Setelah Mama selesai menunaikan sholat, dilanjutkan dengan Ayah. Setelah selesai sholat dan dilanjutkan dengan dzikir, ayah melanjutkan dengan membaca Do’a. Do’a-Do’a yang beliau bacakan tidak terdengar jelas, hanya satu doa yang terdengar jelas dan familar.
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
Dan ayah dengan mengadahkan kedua tangannya, menyebut Do’a ini berkali-kali dengan suara yang agak keras.
SUBHANALLAH......
Mama Head To Head dengan sajadahnya, sementara Ayah Head To Head dengan kedua tangannya untuk Berdoa.
Dalam hati kecil sempat terpikir, bahwa sebenarnya apalagi yang dicari dari Ayah n Mama’ku ini...mereka berdua sudah Haji dan Hajjah, anak2 mereka Alhamdulillah sudah ”tidak bergantung” lagi sama mereka, TAPI mereka Masih Head To Head dengan Sujud dan Do’a-Do’a nya.
SUBHANALLAH
Saya yakin, dalam sujudnya, mama pasti mendoakan Anak2nya, sementara Ayah dalam Do’anya masih mendoakan Kedua Orang Tua’nya yang sudah tiada.
Mama yang sudah menikmati masa pensiunnya masih mendoakan putra-putri’nya, sementara ayah masih khusuk mendoakan kedua orang tuanya.
*TERTAMPAR*
Ya...saya tertampar...
Membayangkan Mama di Sujudnya, dengan suara lirih (seperti menangis) Mendoakan Putra-putrinya, dan Ayah yang masih dengan khidmat mendoakan kedua orang tuanya.
sementara saya.....hmmm
*TERTAMPAR*
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil"
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil"