Rabu, 25 Agustus 2010

MERDEKA

Saat SD dulu, saya mengikuti kegiatan ekstra kulikuler yang bernama PKS
Yang kepanjangannya Patroli Keamanan Sekolah.
Setelah dididik oleh ibu ibu polwan yang sangat sabar, tugas utama dari PKS sekolah kami ini adalah membantu menyeberangkan teman-teman sekolah masuk kedalam lingkungan sekolah dan satu lagi tugas utama kami adalah, saat hari senin upacara pengibaran bendera kami memberhentikan semua kendaraan didepan sekolah kami saat Bendera merah putih dikibarkan.
*setahu sodara-sodara semua, apakah memberhentikan kendaraan didepan sekolah saat pengibaran bendera masih ada gak yah??*


Di Suatu Tugas sebagai seorang PKS, Di Hari Senin yang panas menyengat, saat Bendera sang merah putih akan dikibarkan (Note : Saat pengibaran bendera dulu kami dilarang menyebut Sang Saka Merah Putih, kami dianjurkan menyebutnya dengan Sang Merah Putih, katanya sih untuk Sang Saka Merah Putih hanya untuk bendera yang ada diistana saja)
Lanjutttt....
Nah saat sang merah putih akan dikibarkan ddidalam lapangan sekolah, Kami 2 Orang Petugas PKS diJalan raya depan sekolah dengan semangat 45, Gagah Berani, Muka Merah (kepanasan euy) memberhentikan semua arus kendaraan dari 2 sisi.
Dan Behentilah semua kendaraan didepan sekolah kami, diiringi dengan berkibarnya Sang Merah Putih ditiang bendera. Dan kami sebagai petugas PKS juga harus hormat kepada Bendera walaupun kami sedang berada ditengah jalan raya. Hal ini yang membuat Mobil-motor jelas-jelas tidak bisa melanjutkan perjalanan, tapi bagaimana dengan pejalan kaki....saat itu memang beberapa pejalan kaki hanya cuek saja, dan melanjutkan perjalanan, tapi ada seorang pejalan kaki yang masih saya ingat sampai sekarang setelah belasan tahun...ketika Bendera mulai dinaikkan, mobil-motor sudah berhenti, kami petugas PKS mulai hormat kepada bendera, seorang pejalan kaki berhenti persis didepan pagar masuk sekolah dan memberikan hormat kepada sang merah putih.
Pejalan kaki ini adalah seorang pemuda, pemuda asli Papua dengan kulit hitam dan keriting rambut’nya serta tatapan bangga memberi penghormatan yang sangat tegas. Aihh pasti si papua muda ini sangat bangga dengan merah putih .
Saat itu saya hanya terpana, apalagi sekarang kalau mengingat hal itu, selain masih terpana, saya juga menyadari ternyata dengan melihat orang lain memberi bukti kecintaan kepada negara. Walaupun hanya dengan memberi penghormatan kepada bendera bisa juga mentransfer rasa kebanggaan yang luar biasa.
Ahhhh saya tetap bangga dengan negara saya tercinta ini.

Apa yang dilakukan si papua muda tadi, sangat berbanding terbalik dengan keadaan di papua sekarang, tuntutan Merdeka masih sering terdengar di pulau yang tersebut dilagu yang dinyanyikan edo kondologit ciptaan franky sahilatua adalah Surga Kecil Turun Ke Bumi. *gak percaya..dengarkan lagunya saja pasti sudah berasa di sebuah surga kecil*


Oke, saya gak perduli dengan tuntutan merdeka saudara saudara saya di papua sana.
Saya Cuma mau menyatakan bahwa
Saya masih cinta bangsa ini
Saya masih bangga dengan bangsa ini
Saya masih berdoa kepada bangsa ini
Initinya sih, saya Cuma mau cerita, waktu SD pernah ikutan PKS
MERDEKAAA !!!!!!

Senin, 23 Agustus 2010

Menjadi Masjid

Alhamdulillah…Ramadhan kali ini saya mendapat “kesempatan” untuk memulai puasa hari pertama dikota kelahiran…Jayapura .... Dan ostomastis juga, Taraweh pertama akan kulewati dikota kelahiranku

Hari kerja terakhir dibulan sya’ban dikantor wilayah jayapura kami putuskan untuk diselesaikan dengan cepat, agar beberapa karyawan muslim bisa mendapat kesempatan untuk menikmati malam taraweh pertama
Sore itu saya bergegas balik kehotel, mandi, wudhu dan bersegera menuju sebuah masjid.
Masjid ini berada dilingkungan masa kecilku..ya karena masjid ini penuh kenanganlah yang membuatku untuk bertaraweh pertama di masjid ini.

Saat melaksanakan sholat taraweh berjamaah inilah, kenangan akan masa kecilku kembali terulang. Tepatnya saat aku dari kelas 6 SD sampai kelas 2 SMP
Di masjid inilah dulu kami sekeluarga melaksanakan sholat taraweh bersama
Di Masjid ini dulu selepas taraweh, bersama-sama teman-teman kompleks melewatkan bulan ramadhan bersama
Di Masjid ini dulu, selepas sahur dan sholat subuh, bersama teman-teman berkumpul dan berjalan-jalan keliling kompleks
Di Masjid ini dulu, kami sebagai anak-anak bertugas mengumandangkan Takbir menyambut ramadhan
Di Masjid ini dulu....berjuta kenangan tertinggal disini...

Salah satu kenangan yang masih aku ingat sampai sekarang adalah :
Masjid ini sangat dekat dengan rumah, tidak sampai 100 M, jadi bisa dibayangkan suara adzan pasti akan sangat terdengar jelas sampai rumah.
Waktu itu tepatnya bukan bulan ramadhan, aku dibangunkan suara Adzan Subuh yang dikumandangkan Pak Syukri (pengurus Masjid, yang rumahnya tepat bersebelahan dengan masjid). Tanpa basa-basi dan pamit kepada penghuni rumah, aku keluar rumah dan berangkat kemasjid untuk menunaikan sholat subuh.
Selepas sholat subuh, kembali ke rumah, masuk kamar dan tidur.
Tapiiiiii....saya tidak tahu, rupanya seiisi rumah sedang KALUT mencariku.
Dua orang kakakku sedang mencariku diluar rumah, satunya naik mobil dan satunya berlari ke jalan raya. Ini karena mama saat bangun untuk sholat subuh kaget melihat kamarku terbuka dan aku tidak ada, sementara pintu rumah bagian belakang tidak terkunci, maka PANIKLAH beliau dan membangunkan kedua kakakku untuk mencariku. Tidak terpikir oleh mereka saat itu kalau saya sedang subuhan dimasjid.
Saat itu ayah masuk kamar dan mendapatiku sedang tidur, selanjutnya membangunkanku dan bertanya dari mana..saat aku menjawab dari subuhan, maka tertawalah beliau dan melaporkan kepada mama yang sedang berada didepan rumah menunggu kabar dari kakak2ku, dan saat kakakku2 pulang kerumah, bisa dibayangkan MANGKELnya mereka hehehehe...dikiranya diriku sudah diculik hihihi
Ya harap maklum, diluar bulan Ramadhan memang aku jarang banget melaksanakan sholat subuh di Masjid


Masjid An Nur..
Lebih tepatnya dulu bernama Mushollah An Nur, sampai aku meninggalkan kota jayapura, An Nur masih bertitle musholla, saat bertanya kepada teman2 yang masih bermukim di kompleks ini mereka sudah lupa, sejak kapan Musholla ini Menjadi Masjid.
Secara Luas, Masjid ini tidak ada perubahan dengan Musholla An Nur yang dulu, sama persis, hanya sisi samping saja yang sudah disemen dan ber-tegel.
Dan Pak Syukri sang pengurus Musholla ini sudah lama berpulang Ke Rahmatullah
Alhamdulillah, Di Taraweh pertama Ramadhan ini saya diberi kesempatan untuk menjalankan Sholat Taraweh di Musholla An Nur yang telah Menjadi Masjid

Sayang banget, saya gak sempat mengabadikan Musholla – Masjid An Nur ini
Ssssssssstttt..tau gak, waktu ngetik postingan ini aku merinding lho