Selasa, 23 September 2008

PSIM

PSIM JOGJAKARTA....


Papan Skor dibakar (PSIM - PSIS)
Suporter surabaya meninggal 1 orang (PSIM - PERSEBAYA)
itu yang sangat membekas dimemori saya saat awal suka dengan klub PSIM Jogjakarta....

Stadion Mandala Krida, hampir 1 tahun saya melewati stadion ini. dengan sepeda kesayanganku, melewati 1 tahun awal dijogja, bersepeda dari Glagah sari/umbulharjo ke condongcatur (bagi yang tau, jarak ini sangat jauh..) tapi bersepeda ke sekolah, merupakan hal yang baru bagi saya, dan saya sangat menikmatinya (1994 - 1995)
Stadion Mandala krida, sebuah stadion kebanggan warga jogja, selalu saya lewati saat berangkat sekolah (SMP). stadion ini merupakan homebase bagi 2 kesebelasan kebanggan warga jogja, Mataram Putra dan PSIM Jogjakarta.
sepakbola memang olahraga kegemaranku, cita-cita sebagai seorang pemain bola yang tidak kesampaian, saya lampiaskan dengan menonton bola.
dari kebiasaan membaca koran dan update tentang sepakbola di koran (KR ; Kedaulatan Rakyat), akhirnya kuberanikan diri juga untuk berangkat sendiri ke stadion mandala krida utk menyaksikan pertandingan sepakbola.

saya lupa, pertandingan pertama yang saya saksikan di Stadion Mandala ini adalah Mataram Putra vs kesebelasan mana, termasuk juga menyaksikan pertandingan PSIM Jogjakarta. tapi saya merasa sreg dan puas saat menyaksikan pertandingan PSIM Jogjakarta. saat menonton PSIM emosi penonton lebih berasa dibanding menyaksikan MAtaram Putra. walaupun saya tidak memilih klub mana yang akan bertanding, entah itu Mataram Putra entah itu PSIM saya tetap berangkat ke stadion mandala krida.
pada tahun pertama ditemani sepeda'ku tercinta dan uang saku dari orang tua, sepeda kuparkir di GOr Among Rogo, dan menyebrang jalan akhirnya sampai diloket membeli tiket dan naik tangga menuju stadion kebanggan masyarakat jogja.
setahun awal sebagai seorang pendukung klub jogja, tiap menyaksikan pertandingan sepakbola di Mandala Krida saya selalu sendiri.
memasuki masa SMA pun bisa dibilang saya tidak pernah absen menyaksikan tiap pertandingan di Mandala Krida. sampai suatu saat Klub Mataram Putra berganti nama menjadi Mataram Indocement dan resmi pindah dari kota jogja, akhirnya aku mengikrarkan diri menjadi seorang Tifosi Sejati PSIM Jogjakarta.

saat SMA ini saya sudah tidak menggunakan sepeda lagi utk menyaksikan pertandingan PSIM, sudah agak sedikit naik pangkat dengan menaiki motor pinjaman dari kakak. masih setia parkir di GOR AMong Rogo, setiap pertandingan PSIM baik itu sore hari maupun malam hari, tidak pernah terlewatkan.
saat rame-ramenya para suporter klub membuat nama bagi suporter klub, kecintaan saya dengan PSIM semakin tumbuh. BRAJAMUSTI julukan bagi suporter PSIM Jogjakarta, menjadikan saya secara tidak resmi menjadi seorang Brajamusti sejati. saat SMA kadang dengan beberapa teman SMA, kami menyaksikan pertandingan PSIM bersama-sama.






pernah suatu saat, saya berangkat menyaksikan PSIM dengan berjalan kaki, dan selama pertandingan berlangsung hujan deras mengguyur stadion mandala krida, saya tetep keukeh menyaksikan pertandingan sampai selesai. dan bisa dibayangkan saya masih akan berjalan kaki pulang ke rumah dengan basah kuyup...sebuah pegorbanan tentunya...
pernah juga saya meninggalkan motor saya diparkiran, karena setelah pertandingan saya pergi mengunjungi tempat pemain, sampai lampu stadion dimatikan, dan ketika sampe diparkiran, Alhamdulillah tukang parkir itu benar2 bertanggungjawab, hanya 1 motor yang masih mereka tungguin, yaitu motor saya hehehe, makasih mas tukang parkir Gor Among Rogo
saya tidak pernah peduli mau menang, ataupun kalah pokoknya PSIM harus saya tonton.
saya tidak peduli, PSIM berada didivisi utama ataupun sempat terdegradasi ke Divisi I, saya tetap mendukung PSIM, apapan yang terjadi.

saat memasuki bangku kuliah pun, hampir setiap pertandingan PSIM di Mandala Krida tidak pernah saya lewatkan, baik itu menonton sendiri, bersama teman-teman SMA maupun teman kuliah yang dari luar jogja saya ajak menyaksikan pertandingan PSIM.


intensitas menonton PSIM agak berkurang saat saya mulai bekerja di semarang, TAPI jika pertandingan berlangsung di hari sabtu ataupun minggu, selalu saya sempatkan untuk pulang jogja dan menyaksikan PSIM bertanding, begitupun saat saya dinas di Pekalongan, setiap hari sabtu-minggu PSIM bertanding di mandala krida, saya akan meluncur ke jogja, 4 jam perjalanan dari pekalongan menuju jogja, untuk pertandingan sore jam 4, ya kira2 jam 12 siang teng mobil H 9090 S menemaniku meluncur melalui pantura (alas roban), naik ke sukorejo, temanggung magelang muntilan dan JOGJA...JOGJA..JOGJA...., sesampainya diparkiran Halaman Asrama Mahasiswa UGM (sekrang sudah pindah parkiran, tidak lagi di GOR Among Rogo), Seragam Biru andalan yang menandakan warna kebesaran PSIM dan Syal yang bergantung dileher, langsung menuju ke tribun tertutup (hehehe sekarang seringnya nonton ditribun tertutup, secara udah punya duit sendiri) seorang suporter sejati PSIM siap meneriakkan semangat buat PSIM yang bertanding sore itu.

PSIM, Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram itulah kepanjangan dari PSIM, kenapa mataram, mataram kan adalah ibukota propinsi Nusa Tenggara Barat, ya MAtaram adalah sebuah identifikasi bagi jogjakarta, dimana dulu Kerajaan Mataram merupakan kerajaan kebanggaan bagi warga jogja. Mess dan Kantor PSIM tepat berada diutara stadion mandala krida, konon dilokasi inilah PSSI (persatuan sepakbola seluruh indonesia) pertama kali dibentuk.
saya memang bukan orang asli jogja, tapi kecintaan saya kepada klub ini jangan ditanyakan lagi, berada dimanapun selalu mengupdate bagaimana keadaan PSIM.

beberapa keributan antar suporter jogja dan suporter tamu pernah saya alami, begitujuga keributan dengan para aparat keamanan...
PSIM - Arema, antara tahun 1998-1999, ketika pertandingan berlangsung panas, beberapa pemain saling mendorong, tidak disangka dari sisi timur stadion, seorang suporter PSIM masuk kelapangan dan memukul pemain arema, dan dimulailah sebuah perkelahian saat suporter arema juga turun lapangan dan saling serang dengan suporter tamu. saat itu saya masih berada ditribun, hanya melempar kepada suporter arema tanpa ikut turun kelapangan utk bertarung hehehe, tiba2 seorang suporter PSIM berhasil mengambil bendera kebesaran Arema, yaitu bendera dengan gambar kepala singa, dan kebetulan juga bendera tersebut sampai ditribun tempat saya berada, dan akhirnya juga bendera tersebut kita bakar rame-rame hehehe.maap ya Aremania....btw masuk koran lho hihihi saat foto arema dibakar masuk diheadline koran lokal jogja, dan terlihat saya sedang berada dipagar, nih fotonya..




PSIM - PELITA SOLO, kira2 tahun 2000-2001, saat PSIM sudah dipastikan terdegradasi ke Divisi 1, dan PSIM menjadi tuan rumah dipertandingan terakhir ini, saat datang ke stadion masuk dari pintu timur (tribun terbuka) tidak disangka hampir 90% stadion berwarna merah, yup stadion mandala krida seakan milik Pasoepati (suporter solo), wuihhh akhirnya dengan beberapa suporter jogja, kami dipindahkan ke bagian barat (Tribun tertutup sebelah selatan), total suporter jogja hanya berada di tribun tertutup bagian utara dan selatan. saat pertandingan baru dimulai, terjadilah keributan, dibagian utara suporter jogja yang notabene tuan rumah dan sedikit jumlahnya perang batu dengan suporter solo,akhirnya keributan ini merembet ke bagian selatan dimana saya berada, tidak disangka perang batu pun dimulai, beberapa suporter jogja berlarian keluar, hanya sekitar 20 orang saja kami menghadapi suporter solo, ada bapak2 dengan anaknya, ada beberapa preman jogja juga, kami perang batu dengan suporter solo. kira2 hampir setengah jam lempar2an batu terjadi, ada sebuah kejadian dimana salah satu batu yang dilempar suporter solo meluncur keras kesamping saya, dimana disamping saya berada seorang anak kecil, dengan sedikit refleks saya menahan lemparan batu itu dengan tangan saya, untung tidak berdarah, walaupun agak sakit, namun setidaknya bisa menyelamatkan anak kecil itu dari lemparan batu, saya mencoba mencari orang tua anak tersebut, eh gak taunya orang tuanya juga sedang "bertempur" paling depan dengan suporter solo, berada dipagar pembatas orang tua dari anak itu sambil mencaci maki melemparkan kayu potongan dari kursi tempat duduk tribun kearah suporter solo. ffuiihhh, akhirnya karena jumlah suporter jogja sedikit, kami meninggalkan stadion tercinta yang sudah "diduduki" suporter solo. dan pertandingan itu akhirnya dibatalkan tidak jadi dilanjutkan.

KONVOI ANARKIS, saya lupa itu setelah pertandingan melawan mana, tapi yang saya ingat saat itu PSIM menang, tapi sayang diakhir pertandingan ada sebuah kejadian dimana seorang suporter jogja dipukul oleh aparat. saat selesai pertandingan kami konvoi keliling kota jogja, saya membawamotor sendiri dan seorang teman (novil) yang membawa motor membonceng adiknya kami bergabung dengan suporter lainnya keliling jogja. dari utara stadion kami menuju jalan solo, entah siapa yang mulai, diperempatan jalan solo-gejayan seorang suporter mulai melempari pos polisi, kami berlanjut lagi menuju perempatan jalan solo-galeria, saya, novil dan adiknya turut andil memecahkan pos polisi didepan mall galeria itu, saya lupa dapat batu darimana tapi akhirnya kaca pos polisi itu pecah juga hehehe maap pak polisi, kami melanjutkan perjalanan lagi, tapi diperempatan Gramedia, pos polisi itu kami lewati, KARENA dibelakang pos itu ada kantor polisinya, so kami lanjut sampai diperempatan tugu, beberapa suporter melanjutkan aksi anarkisnya, pos polisi diperempatan tugu akhirnya rusak juga, kami lanjut lagi menuju jalan malioboro, dari belakang seorang suporter mengatakan kita dikejar polisi, akhirnya saya dengan novil melarikan diri kearah timur untuk pulang, fffiuhhhh....lariiiiiiiiiii

Ada sebuah kejadian lagi, PSIM - PERSIBAT (Batang), saat itu saya sudah dinas dipekalongan, dan saat itu PSIM sedang berjuang di Divisi I utk menembus divisi utama, sebuah pertandingan tandang di stadion M Sarengat Batang (dekat pekalongan), kakak saya dan beberapa temannya datang naik motor dari jogja dan bermalam dikos saya, tibalah saat pertandingan dan akhirnya pertandingan itu berakhir 0-2 utk kemenangan PSIM Jogjakarta. sayang saat bertandingan berakhir kami mulai dilempari oleh suporter tuan rumah, beberapa suporter jogja pada awalnya bersabar utk tidak meladeni lemparan batu dari suporter tuan rumah, tapi akhirnya kesabaran itu ada batasnya, dimulai oleh Brajamusti senior (orang tua hehehe mereka berada ditribun paling atas) memulai membalas lemparan suporter tuan rumah yang berada diluar...mungkin suporter Batang saat itu kurang pengalaman dengan keributan antar suporter, akhirnya mereka yang lari, padahal kami bertahan ditribun, untuk menghindari kemungkinan buruk lainnya akhirnya kami diselamatkan oleh pihak keamanan dan digiring utk melompati pagar stadion dan menuju ketengah lapangan.

(Di. Stadion M. Sarengat Batang, After Chaos)

Berbagai suka duka telah kulewati saat menjadi suporter setia PSIM, entah sudah berapa banyak uang yang kuhabiskan untuk menonton pertandingan satu-satunya baju suporter selalu saya bawa kemanapun saya pergi, Semarang - PEkalongan dan sampe Balikpapan pun baju ini masih saya bawa. Syal warna biru tulisan PSIM - Brajamusti pun saya bawa selalu, dan sekarang tergantung manis dimobil yang saya pake sehari-hari dibalikpapan
PSIM, sekali lagi saya tekankan bahwa saya bukan orang jogja asli, tapi kecintaan kepada PSIM melebihi kecintaan orang jogja kepada PSIM.

PSIM Maju terus
PSIM kamu punya seorang suporter setia sampe saat ini.
PSIM ATAU TIDAK SAMA SEKALI
PSIM ATAU MATI
PSIM JOGJAHOLIC
PSIM FOREVER

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Addaaalll ...
Halah wong edan tenan arek iki ...

Kok sampe buka buka baju begetoh ...

hhmmm ...

THE AFDHAL mengatakan...

Mengikuti jejak Mr. NH

hehehe, sengaja waktu itu copot baju, maklum kejadiannya di Batang, deket bgt ma pekalongan, dan kos didaerah batang..so, plan pulang dari stadion ganti kostum biar gak ketahuan hihihi

Anonim mengatakan...

koq pinggangnya bersayap yaaa..??

salam kennaaaaall...!?

*kaabbuuuurr ntarr ditimpuk afdhal*

Anonim mengatakan...

DDaalll.....
kompetitor rek...hehehe
Duh, kebayang masih di kampung nonton bola, sekarang ndak pernah nonton bola ampe gila2an geto, hikz...

Anonim mengatakan...

Hehehe..top banget..
Salam dari anak-anak brajamusti jakarta!
Raga kita tak lagi di jogja, tapi jiwa kita selalu untuk PSIM!

Anonim mengatakan...

sip bozzz !!!!aq bangga jd brajamusti pnya seorang sejati kyak theafdhal tp bkn mania bkn pla militan....slam dr kmi nak2 CMB(corps musik brajamusti)salute to theafdhal kta support brsma PSIM wlau kt brjauhn...jiwa kt ttp biru mski PSIM ga juara 1,mski diapit hijau & merah pasukan biru mataram ga kan kalah....from jogja with love the brutality support till the end