Rabu, 17 Desember 2008

berbahasa....

Di Syukuran Wisuda'ku....

aku mengundang teman dan saudara-saudara untuk hadir dalam syukuran wisudaku ini.
- Teman Kuliah (satu jurusan ; baik yang barengan lulus maupun yang belum lulus)
- Teman kuliah anggota BEM (organisasi mahasiwa)
- Teman SMA dijogja
- Teman dari jayapura (teman SD/SMP yang kuliah dijogja)
- Saudara-sepupu-keponakan warga bugis (kebetulan ayah menjadi Pembina mahasiswa ini).

Acara syukuran seperti biasa, selain pidato kenegaraan dari Ayahanda tercinta, pidato Wisuda'ers, Doa, dan tentunya acara inti MAKAN-MAKAN......
Sebagai tuan rumah yang sedang berbahagia (walaupun terbayang dalam benakku, saat bangun pagi besok beban dipundakku semakin berat, karena akan melewati suatu episode kehidupan baru as a jobseeker)...aku tetep berusaha tersenyum dan mendatangi tamu-tamu yang ada dan duduk berkelompok.

Kelompok pertama yang kukunjungi malam itu adalah teman-teman kampus...
- "Suwun yo wes teko, karo sopo wae....wes mangan to? monggo..monggo"
- "piye rencanamu dol?" kata seorang teman,
- dan aku menjawab "yo wes mulai nggolek gawean, tapi nunggu ijazah'e metu sek", "lha kowe kapan nyusul hehehe" timpaku kepada temanku yang jurusan teknik perminyakan....”wes wes tak maklumi cah teknik pancen suwi nek lulus" lanjutku
Kelompok selanjutnya adalah teman-teman SMA
- “wes do mangan to dab, bogel ora mbo’ jak to” dan beberapa percakapan khas kami.
- “wes tak jak mau je”,yo ngono kuwi bocahe, ditelpon hooh-hooh tok”
- “dadi kelingan endi yo, koncone dewe sma sing paling disik lulus, tapi yo paling disik Lungo
- “hooh yok, mulakno kuwi aku wegah lulus disik” kata temenku agak ngelesss


Kemudian aku bergabung dengan kelompok mahasiswa asal bugis yang berkelompok sendiri...
- “ magai tu? pura ni mandre sappo” (hai, hai...sudah makan kah?)....tanyaku kepadanya
Dan beberapa komunikasi kami dalam bahasa bugis berlangsung ;
- “kendro je candrimu? Siseng-siseng ka je! (mana pacarmu, kenalin duonk)..sepupuku bertanya padaku
- “degaga sappo, deppa ka macandring” (kagak ada bro, gw blm punya pacar ; grmmhhh), ...
- ”niga je tu mapute’e, angka makundrai cokka paga” (nah itu sapa? ada cewek cakep banget baju putih),
- “de tu ah, sibawakku yero” (kagak, itu temen gw lageee)....jawabku
- ”magai tu kuliahmu, magai je metta ladda, massessa tu Mattoamu mattajang” tanyaku kepadanya (bagemana kabar kuliahmu, kenapa lama banget, kacian donk bokap-nyokap elu nunggunya)
Dan komunikasi dalam bahasa bugis lainnya.


Aku bergerak lagi kelompok lainnya, yaitu kelompok teman-teman dari jayapura
komplotan ini secara bahasa emang agak keras (bukan suaranya, tapi penekanannya) , tapi dari vocal suaranya memang masih kalah dengan rombongan anak-anak bugis.
- “eh pace, ko su kemek blum” ...
- ”ah blum”...
- ”ko pigi suda makan, jang lama-lama’e nanti abis sa tra tanggungjawab’e
- “ah gampang itu pace, tong lagi oken-oken dulu sabantar” “ eh itu ada perem mantap samppeeee,sapa tu? Kas kenal2 ka?”
- “ah kimai ni, tra usa bikin diri inti, itu sa pu incaran mo”

Yah begitulah, malam itu aku merasa sebagai anak seribu pulau, memang hanya 3 bahasa ini yang sangat familiar.
Harap maklum, lahir dan besar sampe umur 14 tahun, aku bergaul dengan lingkungan jayapura, walaopun itu bukan bahasa daerah asli (karena di.papua tuh bahasa daerahnya paling banyak se-indonesia), so digunakan bahasa indonesia versi prokem papua.
Bahasa jawa kudapatkan saat orang tua pindah tugas ke jogja, mulai masuk kelas 3 smp aku sudah mendapatkan pelajaran bahasa jawa halussssss, belum lagi pergaulan dengan teman2 sekolah.
Bahasa bugis kudapatkan secara alamiah, dirumah memang orang tua menggunakan bahasa indonesia (hanya kadang-kadang saja berbahasa bugis dan berkomunikasi menggunakan logat-logat jayapura), kelancaran bahasa bugis kudapatkan saat Ayah menjadi pembina mahasiswa bugis, dan seringnya mahasiswa bugis berkumpul dirumah sampe ahirnya aku diajak bergabung didalam organisasi mahasiswa daerah, lidahku semakin lancar berbahasa bugis (mungkin juga didukung dengan kemampuan otak’ku untuk cepat menangkap bahasa bugis ini, HALAH!!!!)

Malam itu serasa berada di jogja-jayapura-makassar....
Bahasa daerah apalagi ya nantinya bisa aku kuasai....?????
Keberadaanku dibalikpapan pun tidak menambah kosakata bahasa daerah’ku, karena di Balikpapan Mayoritas penduduknya adalah Suku Jawa dan Suku Bugis.....hihihi artinya podowae-samimawon-degamarigaga alias sama aje gak nambah

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Afdhal...
ternyata tak hanya bahasa hewan, bahasa orangpun kau bisa.
Aku pernah belajar bahasa padang, tapi gara-gara ndak ada lawannya ngobrol jadi ilang lagi.hehe
btw, selamat posisi baru yah?
sukses!!
jangan lupakan daku kalau udah sukses lhoh

Anonim mengatakan...

Afdal ...kemek itu bahasa jayapura?
atau prokemnya?
kok familiar ya

iya aku ingat mandre itu makan ya

EM