Kamis, 16 Juni 2011
Dua Ribu Sebelas
Hallooo....
Hari ini tepat 205 Hari lewat 19 Jam Blog ini Kosong melompong :)
atau lebih tepatnya : 4939 Jam sudah blog ini kosong hiks hiks...
sebenarnya sudah ada beberapa stok tulisan.
tapi kok yo mau posting susahhhhh (alias males) bangettttttt...
gilaaa...4 bulan lebihhhhh :P
ini bukan gw banget kalo blog ini kosong :p
Oke...THE AFDHAL IS BACK..
Thanks karena mendapat momentum dari Om NH di hajatan ini
dan Uda Vizon di Hajatan ini, yang mana dari mana sepertinya aku tertantang dan memaksa diri untuk menulis, ohhhhhhh nafsu menulisku datang kembali
dan terakhir saat menyimak keramaian comment di postingan Uda Vizon mengenai tulisan ayah dari Yessy disini, kerinduanku akan menulis kembali hadir plus pekikan semangat dari Mbak EM dan Mbak Nana di-Twitter ditambah lagi mengikuti tulisan DM dari Nepal yang seakan mengalir lancar...ohhh aku kangennn mengetik :)
Ok....segera tunggu postingan-postingan selanjutnya di DUA RIBU SEBELAS
MISS U :)
Kamis, 02 Desember 2010
Duduk Sini Nak, Dekat sama bapak

Anakku, sudahilah kamu menangis. Menangis itu boleh karena itu tanda kasih. Dan itu fitrahnya manusia. Menangislah kalau itu melegakanmu. Allah memberikan air mata ini, karena memang untuk menangis. Allah yang Maha Rahim (kasih) berikan setitik sifat kasih pada kita. Karenanya lah kita juga mesti mengasihi pada sesama. Tapi usah lah berlarut bersedih. Karena Allah pun masih berikan kesempatan untuk berdoa. Berdoa untuk Ibu & adikmu. Yang sudah terkubur Merapi dan tak ditemukan jasad-Nya.
Berdoalah setiap waktu. Tak usah berdoa, menunggu usai selesai waktu sholat. Kapan saja dimana saja. Sampai akhirnya kamu terlatih untuk berdoa dalam kondisi apapun. Ketika tidur, berjalan dan ditengah keramaian sekalipun.
Allah mengerti benar perasaan kita (manusia) ciptaan-Nya. Jikalau kita (manusia) tak berikan kesempatan berdoa. Berdoa untuk orang yang kita kasihi. Orang yang meninggal mendahului kita. Merapi pun akan meledak lagi. Karenanya kenapa kemudian Islam, agama yang fitrah ini. Memberikan 3 amalan, tentang hubungan orang yang sudah meninggal. sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat sesudahnya dan anak sholeh yang mendoakan orangtuanya.
Yang terpenting dari semuanya. Selain membereskan semua perkakas rumah. Kita juga mesti berbenah pemikiran dan menata hati. Banyak orang sibuk menyelamatkan harta benda, wartawan sibuk memotret dan mencari berita, para relawan sibuk menyelamatkan korban, para ahli bencana sibuk menganalisa data, pengungsi sibuk meminta-minta.
Pada riuh, kesibukan dan kepanikan itu, kita mesti memaknai semua itu untuk ibadah dan perenungan pada Allah. Bukan hal yang lain Bukan karena liputan media, prestisius, dan kebanggaan semata. Karena semata-mata bencana Merapi ini pun sudah di Iradad (kehendaki) Allah. Menjadi teguran dan pelajaran bagi kita semua, yang mengalami, yang melihat dan yang mendengar –Nya.
Bukankah, letusan Merapi ini teguran keras pada kita. Kalau pun kita belum bersujud & masih mendongak (sombong) & melupakan-Nya. Sia-sia kehidupan kita. Tuhan menciptakan manusia, tak lain untuk ibadah, bukan untuk berlibur, bersenda gurau dan menumpuk harta benda.
Anakku kamu lelah ya? Tidurlah dipangkuan Bapak. Tidurlah dengan tenang. Karena rasa lelah dan tidur itu juga Rahim (kasih)-Nya. Bayangkan saja kalau kita tak diberikan nikmat tidur. Mungkin saja jantung kita berdetak kencang dan pecah, atau mata kita memerah, kelelahan dan kemudian menjadi buta.
Tidurlah dengan tenang, Bukankah tidur itu seperti sebuah kematian? Kemanakah ruh kita berada? Bapak juga ngak tahu.
Kaki kita, tangan kita, mata kita, paru-paru kita dan seluruh badan ini seperti halnya “kuda tunggangan”. Ruh kita menumpang padanya. Kuda tunggangan ini adalah pinjaman Allah. Karenanya rawatlah kuda ini. Ajaklah kerumput hijau nun luas, ajaklah ke tepi sungai sekali waktu untuk dimandikan. Ajaklah kudamu untuk mendaki gunung, selagi masih kuat dan muda. Agar si penunggang kuda merasakan kebesaran ciptaan Tuhan. Paculah kudamu menyusuri jalan yang terjal dan melelahkan. Biar kuda dan dirimu terlatih untuk menghadapi kondisi sulit bersama. Bukankah kelelahan bagian dari menempa kehidupan?
Rasullullah pada umur 12 tahun sudah melakukan ekspedisi dagang bersama pamannya. perjalanan padang pasir yang sangat jauh dan berbahaya. Tak sedikit para pedagang meninggal pada masa itu. Karenanya Rasulluh menjadi manusia pilihan, karena dia masa kecil & tumbuhnya selalu tertempa..
Sepertihalnya kursi yang kita duduki ini, meja ini, rumah ini. Semua tak kekal. Kalaupun Merapi menghancurkan rumah ini, semua akan hancur lebur. Dan akhirnya kita tak punya apa-apa lagi. Sia-sia semua harta yang Ayah kumpulkan. Kursi yang Ayah beli di kota 4 bulan lalu, Sapi dikandang belakang, yang rencananya buat Idul Adha pun mati terpanggang. Tanaman salak yang Bapak gadang-gadang minggu depan panen semua rusak. Motor kesayangannmu pun lumer kena panas. Al Quran mas kawin Bapak-Ibu dan sertifikat tanah milik kakek pun terbakar. Semua kena wedhus gembel (Awan Panas).
Bahkan tanah & rumah ini pun mesti kita tinggalkan. Karena pemerintah tak ijinkan kita tinggal disini lagi. Daerah rawan (bahaya) letusan Merapi. Tak apalah, karena diamanpun kita tinggal, itu Buni Allah. Tak ada yang perlu disesali dan khawatirkan.
Jika kita menghitung rupiah, kita menjadi tak punya apa-apa. Tapi semua akan menjadi bernilai dimata Tuhan, ketika kita mengubah niat hidup kita untuk ibadah. Rumah ini Bapak bangun, tak lain untuk keluarga bukan kebanggaan dan bermegah-megahan. Sapi itu sudah Bapak niatkan untuk Kurban sejak setahun yang lalu. Tanaman salak yang bapak rawat pelihara bertahun-tahun, hanyalah untuk mencari rezeki Allah, makan sehari-hari. Motormu, Bapak harap menjadi lebih banyak manfaat untuk berangkat sekolah, mengantar Ibumu ke pasar dan tetangga periksa ke dokter. Bukan untuk sombong dan berlebih-lebihan.
Kursi ini pun Bapak beli tak untuk dipamerkan pada tetangga. Tapi untuk memuliakan tamu-tamu yang berkenan singgah dirumah kita. Dan kursi ini, untuk berkumpul keluarga kita untuk bercengkrama dan berbincang. Berbincang dari hati ke hati. Sepertihalnya saat ini, Bapak duduk disini dan kamu terbaring disamping Bapak.
Innalillahiwainnailaihirojiuun.
Tidurlah nak, tidurlah dengan tenang. Istirahatkan pikiran yang lelah dan gelisah ini. Karena tidur dan kematian itu rahim (kasih)-Nya.
Esok hari, Ayah mesti bawa dirimu turun. Untuk kuburkan mu dekat pengungsian..
(Bapak tersebut menemukan anak sulungnya meninggal. Terbaring dikursi sofa ruang tengah, memegang pensil dan buku tulis matematika. Dia selesaikan PR matematikanya sampai larut malam, untuk dikumpulkan keesokkan harinya. Tugas sekolahnya selesai)
Rabu, 03 November 2010
"Mahal"
Zul menarik kursi lipat yang warnanya sudah mulai mendekati putih, pasti kursi itu aslinya berwarna merah, entah itu kursi warisan orang tuanya, entah kursi lungsuran atau sumbangan dari tetangga, entah....
Kursi itu diletakkan diteras rumah yang hanya berukuran 1 X 2 M.
Segelas kopi agak pahit yang dibawanya daritadi diletakkan di kursi kayu, kursi yang dibuat dari bekas kayu paketan. Zul merogoh kantongnya dan mengambil bungkus rokok seharga lima ribu rupiah yang sudah penyot dan hanya tersisa 3 batang.
Setelah menyeruput sedikit kopi dari gelas usang itu, zul membakar sebatang rokok dan memulai lamunannya didepan rumah.
Gajian yang masih beberapa minggu lagi, anak yang beranjak besar, dapur yang harus mengepul terus, kerjaan yang monoton...ahh lamunan yang sangat kompleks bukan, lamunan seorang zul dipemukiman miskin dipinggiran kota ini.
Lamunan zul akhirnya luluh lantak, saat sayup-sayup terdengar suara merdu dari perempuan kecil, yang berlari-lari kecil dan menyanyikan sebuah lagu.
Malaikat kecil zul baru pulang bermain di rumah temannya.
Senyum pahit nan getir keluar dari bibir zul, membuat zul semakin dalam menyeruput kopi panas yang tidak terlalu manis, zul harus berbesar hati membagi stok gula dirumahnya buat keperluan rumahtangganya dan keperluan kopinya
Sang malaikat kecil menyapa zul disore yang dingin itu
”haii Ayah...adek abis main dirumahnya Anti, Anti nanti sekelas lho sama adek disekolah, tadi anti sudah nunjukin buku2 sekolah, buku bacaan, tas, sepatu dan pensil, pulpen yang lucu2”
Zul semakin dalam menghisap rokoknya, tanpa disadari rokok yang dihisap hanya tersisa beberapa milimeter dari gabus filter rokok itu,
”Nanti malam kita jadi kan ketoko buku untuk beli alat-alat sekolahannya adek, ayah sudah janji kan”
Zul memulai petualangan batang rokok keduanya sore itu.
Kopi yang masih hangat itu terasa dingin saat diminum oleh zul untuk menemani batang rokok keduanya.
Hisapan rokok zul semakin kencang saat mendengar malaikat kecilnya berkata ”adek mau mandi dulu yah, siap2 nanti abis maghrib kita pergi ya yah”
Malaikat kecil zul melanjutkan lagu yang dinyanyikan tadi sambil masuk kerumah
Sementara zul langsung mencoba menyatukan hati dan pikirannya disertai tarikan nafas yang dalam dan diiringi dengan senyuman getir dibibirinya.
Zul meninggalkan teras rumahnya dan masuk kerumah.
Tempat yang dituju pertama kali adalah meja kecil tempat kunci motor, Jam tangan butut yang dibeli dipasar malam dan HP buatan china diletakkan.
Bukan..bukan barang2 itu yang menjadi tujuan pertama zul, melainkan Kalender butut yang tergantung diatas meja itu yang menjadi focus pandangan zul
Seluruh organ tubuh zul lemas seketika, ketika melihat deretan angka dibaris keempat paling bawah. Deretan angka itu akan menjadi deretan angka yang manis seandainya terjadi hari ini, sayang seribu sayang, hari ini masih berada dideretan angka di baris kedua, yang berarti waktu untuk terima gaji masih lama.
Mata zul semakin berkaca-kaca ketika melihat seragam sekolah malaikat kecilnya yang tergantung didepan kamar, seragam yang sudah dicuci, setrika dan diberi pengharum pakaian oleh istrinya, apalagi melihat buku-buka jatah dari sekolah tergeletak diatas meja
Buku-buku yang sudah diimpikan oleh si kecil nantinya akan masuk kedalam tas cantik bersama pensil dan polpen-polpen lucu
Blank, kosong, bingung...hanya itu yang ada dikepala zul sekarang ini
Zul tidak tega melihat senyuman indah dari malaikat kecilnya berganti sesenggukan tangis
Matanya Zul tertuju pada Handphone di meja kecil itu
Setelah memastikan pulsanya cukup untuk mengirimkan pesan
Dengan tekat bulat, tangan2 Zul sibuk memencet keypad handphone butut itu
”Maaf pak mengganggu waktunya, saya sudah bingung harus minta tolong kepada siapa, kalau boleh saya mau pinjam uang Rp. 250.000, untuk saya pakai keperluan anak saya sekolah, nanti setelah gajian saya ganti pak, sekali lagi mohon maaf pak dan terimakasih sebelumnya”.
Kamis, 02 September 2010
#Pidato

Setelah mendengarkan pidato bapak pres tercinta, spontan tangan ini tidak henti-hentinya meluapkan #Kegeregetanku di twitter
Okee..Cekidoottt
Kalo cuma "Citra, Diplomasi, Bilateral dkk" bisa di.Istana aja kali yah #Pidato
Buka puasa Di.Mabes bersama Semua Kabinet, hasilnya ya #Pidato tadi ituuuhhh
Ya harap maklum, pidato dibulan puasa, jadi intinya 'Pengendalian Diri' #Pidato #HikmahBulanPuasa
Lirik #Pidato tadi bakal jadi album, dapatkan di.markas Pangdam Terdekat
Kalo #Pidato seperti itu, lain kali jangan pake batik merah yah, gak nyambung
Cukup dengan #Pidato ganti channel ke siaran langsung sholat taraweh di.Mekkah
Coba yang undang buka puasa tuh FPI n #Pidato juga dr markas FPI, pasti hasil #Pidato nya beda
Wah lebaran sebentar lagi, #MengalihkanTopik #Pidato
Menjaga citra dan jati diri bangsa yang bermartabat, bukan menjaga martabat bangsa agar mempunyai citra dan jati diri #Pidato #Assssmbuhhhhh.
Lanjutin gak yah? #Geregetan
Setelah mendengar #Pidato , dgn ini menyatakan ::
1. Menurunkan poster Ashraf n Miller, ganti dgn syaiful jamil n krisna mukti
2. Membuang souvenir upin-ipin, ganti dgn Simpson Family
3. Menyimpan poster sitinurhaliza, ganti dgn sheila madjid #Eeehh
4. Simpan semua oleh2 khas #Malingsia, ganti dgn pajangan oleh2 khas Singapura
Sekian #Capek
Memang jalan diplomasi adalah jalan terbaik
Tapi, secara subjektif menurut saya (menurut saya lho) Pak Pres belum terlalu tegas menanggapi hal ini.
Rabu, 01 September 2010
Sahabat
* Menjadi Masjid : bercerita tentang ramadhan pertamaku di papua
* Merdeka : cerita tentang kenangan indah PKS, juga di Papua
Biar hat-trick, kali ini masih ada bau-bau papuanya kok
Masihh setia menyimak kann....yuukkkk Mareeeeeeee
Kali ini temanya adalah SAHABAT.
Saya tidak pernah mengistimewakan sebuah persahabatan, sampai-sampai memberi nama sebuah persahabatan (kecuali The Kempol kalii yeeee)
misalnya :
* The Aquarius Boy; Kumpulan anak-anak yang demen ama akuarium #ehhh
* Lucky Laki Gank; kumpulan pemuda yang masih ngotot bahwa laki-laki dan pria adalah berbeda
* Gang Kali Biru ; ini juga komplotan yang masih ngotot bahwa kali itu berwarna biru
* Gang Belakang Pelabuhan ; inilah kumpulan pengamen yang sering nongkrong didepan pelabuhan
* Burket Bhudy ; nah ini adalah kumpulan anak-anak yang orang tuanya merupakan BURuh Kebun KETela
* adalagi ALBA Voice ; kalo ini adalah alumnus Kelompok Nasyid Takmir Masjid yang tepatnya dipecat pengurus masjid karena membuat grafiti ALBA (Alim n Bandel) Voice di tembok kantor kelurahan .
* Klimis boy ; nah ini dia kumpulan pemuda-pemuda yang dapat award dari produsen minyak rambut tancho sebagai konsumen loyal
* Dan lain-lain
Bagi saya persahabatan harus mengalir alamiah seperti air, persahabatan harusnya datang dengan sendirinya. Dan persahabatan itu tidak Cuma satu, persahabatan bisa lebih dari satu, puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan persahabatan
Moment kembali ke jayapura, sebisa mungkin saya manfaatkan untuk mencari teman-teman lama, Kalau teman SMP kebetulan sangat gampang untuk dikumpulkan, nah yang paling susah tuh teman SD yang kebetulan tidak satu sekolah saat SMP
Akhirnya.......
Setelah hampir 17 Tahun, saya diberi kesempatan bertemu dua orang sahabat saat SD...
2 orang sahabat saya ini termasuk cukup dekat, selain kami sekelas selama 6 tahun di SD, rumah kami pun cukup berdekatan, dan sering kami mendapat tugas belajar kelompok dari guru, guru kami membagi kelompok belajar berdasarkan letak geografis rumah siswanya yang saling berdekat...salah satunya adalah kami
Piter ; yang paling putih hehehe, sahabatku keturunan Chinnese Medan
Ayub : Laki-laki yang punya darah ambon yang kental
Dan saya.... si ganteng *ehhhhhhhhh, biasaa aja, gak usah mencucu dunkkk*
Kami mulai terpisah saat lulus SD, saya dan piter masuk SMP yang sama walaupun tidak sekelas, sementara Ayub masuk SMP yang lain.
Kami bertiga berbeda suku, berbeda keyakinan...tapi persahabatan kami dari kecil memang tidak mengenal perbedaan itu,
Kami dipertemukan kembali jelas-jelas lewat facebook...sebelumnya kami sudah saling kontak lewat FB, tapi meng-arrange waktu untuk ketemu sangat susah, walaupun saya sudah sering kejayapura, dikarenakan kesibukan mereka masing-masing...
akhirnya pertemuan fisik ini akhirnya bisa tergelar saat kedatanganku ke jayapura, bersamaan dengan ultah seorang teman yang dirayakan disebuah Cafe, teman yang ulang tahun ini kebetulan tetanggaan dengan Ayub memaksa ayub datang, dan ayub akhirnya meluangkan waktu (cabut dari kegiatan kantormya).
Pertama saya bertemu ayub....Waktu 17 tahun yang sudah memisahkan kita larut dalam pelukan hangat kami...saat itu juga saya mengkontak piter agar mau tidak mau harus n wajib meluangkan waktu datang ketempat kami.
Dan akhirnya Piter datang bergabung bersama kami...dan beribu-ribu maaf kalau moment itu bukan moment merayakan ulang tahun teman kami,
Setelah selesai acara ultah teman di cafe itu, kami bertiga berpisah dan nongkrong dihotel tempatku menginap untuk melepas rindu dan bergantian mengorek, mengais-ngais moment persahabatan kami dulu.
Tulisan ini tidaklah cukup mencatat semua memory yang ada, banyak kenangan yang kami curahkan dipertemuan itu
- Kebiasaan kami menonton siaran parabola secara diam2 dirumah piter, khususnya saat orang tuanya keluar (karena rumah piter memiliki parabola dan saat itu sangat jarang yang punya di jayapura)
- Kebiasaan kami bermain dikapal ikan milik orang tua piter
- Kebiasaan bermain dihalaman rumahku yang kebetulan luas,
- Kebiasaan kami kumpul dirumah ayub saat mau bermain sepeda
- Dan semua kebiasaan kami, kelakuan kami bahkan sampai perkelahian antara aku dan ayub dikelas akhirnya kami kuak kembali. hehehehehe
Pertemuan malam itu jelas tidak akan pernah cukup bagi kami untuk mengeluarkan semua kenangan kami, kenangan akan persahabatan ang sudah, dan akan kami jalani sampai waktu menutup jaman
Apa sih arti sahabat bagi sodara-sodara sekalian
cinta kepada hidup. memberikan senyuman abadiwalau hidup kadang tak adil, tapi cinta sahabat lengkapi kita (laskar pelangi)
Hidup tak lagi terasa sepi, Malam pun tak lagi terasa sunyi. Ketika ada teman yang peduli, Dan mau untuk berbagi, Kesedihan pun berganti tawa, Kebimbangan pun terhapus sirna. Jikalau ada sahabat setiaYang mampu sembuhkan luka (The Rain, Lagu untuk perhasabatan)